Lalu, bagaimana solusinya?
Pertama, dibutuhkan kualitas SDM yang berkualifikasi tinggi. Hakim dan jaksanya harus hakim dan jaksa yang bagus, berani, berintegritas, dan bersih track record-nya. Apa pun kasusnya, harus tertangani dengan baik, transparan, dibuka seterang-terangnya, dan tuntas. Penyidik harus profesional, independen dan "people trained".
Kedua, adanya kepemimpinan yang kuat di tubuh kepolisian dan kejaksaan. Secara teknis, untuk kasus-kasus tertentu justice collaborator akan jadi kunci, landasan dan sekaligus jalan untuk menetapkan kasus ini sehingga tidak terkesan berlarut-larut dan berbelit-belit.
Ketiga, perlu ada perhatian, dorongan dan pelibatan konstruktir dari masyarakat penegak hukum untuk mengawal kasus-kasus besar, dan memastikan tidak ada preseden negative yang dapat menurunkan kepercayaan publik.
Keempat, daya dukung sistem yang kuat, sistemik dan persisten. Yaitu sistem, kontrol, kebijakan, prasarana dan review yang benar, jelas dan trasnparan.
Sulit, bukan berarti tidak bisa. Selama dilandasi niat baik, tak adanya vested interest, dan persisten untuk cepat menyelesaikan kasus, maka kasus apa pun tak ada yang sulit.
"Dalam masalah kebenaran dan keadilan, tidak ada perbedaan antara masalah besar dan kecil, karena perihal perlakuan terhadap orang semuanya sama." -- Albert Einstein
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H