Ketika hidup dirasakan semakin sulit, maka kesulitan yang satu akan disusul dengan kesulitan yang lain. Lalu, banyak orang mengatakan tahun 2023 adalah tahun kegelapan, tahun suram.
Diberitakan, ekonomi tahun 2023 sudah diramal suram. Bahkan sejumlah sumber media terkenal menyampaikan prospek ekonomi dunia tahun 2023 semakin suram. Ramalan beberapa lembaga asing pun mengatakan dunia 2023 itu suram, dan negara maju akan jatuh. Sementara itu harga aset kripto pun sama : diprediksi makin suram tahun 2023.
Krisis keuangan global terjadi pada 2008-2009. Lalu muncul krisis karena pandemi Covid-19. Kemudian sekarang, ada gejolak ekonomi di tanah air yang diwarnai dengan disrupsi teknologi, terutama dalam investasi aset digital.
Seorang pengamat mengatakan bahwa prospek ekonomi global gelap tahun 2023. Pengamat lain mengatakan perekonomian Indonesia memang berpotensi akan mengalami perlambatan pada 2023. Belum lagi ada berita yang lebih menyeramkan bahwa katanya "prospek ekonomi dunia tahun 2023 semakin suram".
Senafas dengan itu, ada juga pengamat yang memberikan pandangan agar kita mengenali penyebab ekonomi global gelap di tahun 2023. Lalu, seorang intelektual muda dan punya wawasan yang cukup bagus, berkirim info di grup medsos. Katanya, "Hidup akan makin sulit, bukan saja keuangan ekonomi tapi berhadapan dengan sistem yang serba digital, mesin, robot"
Sementara itu, di awal Desember 2022 Menko Perekonomian dalam keterangan pers usai mengikuti Sidang Kabinet Paripurna, (Selasa sore, 06/12/2022) di Kantor Presdien, Jakarta mengatakan lain. Katanya, berbagai lembaga dunia, baik itu OECD, IMF, World Bank, ADB (Asian Development Bank) itu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia antara 4,7 sampai 5,1 (persen) di tahun depan (tahun 2023).
Lalu, berita mana yang benar ?
Bisa jadi, info itu bagi yang meyakini benar maka akan jadi "fakta & kebenaran". Celakanya, hal inilah yang selalu didengung-dengungkan oleh media mainstream, bahwa pekerjaan kedepan akan sulit. Ekonomi akan buram, dan lain sebagainya. Katanya, tahun depan (tahun 2023 ini) akan resesi. Selalu saja setiap tahun dinyatakan begitu, dan ini celakanya berulang-ulang dengan pola narasi yang sama.
Menurut saya pribadi, hati-hati, jangan terbawa pikiran-pikiran seperti ini. Tuhan itu Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Merajai. Tinggal angkat saja kedua tangan, lalu berdoa dan meminta kepada-Nya diiringi dengan usaha ekstra untuk menjemput rezeki. Allah juga Yang Maha Memberi Kesejahteraan, Yang Maha Memberi Keamanan, Yang Maha Mengatur dan Maha Perkasa.
Tak ada scenario terbaik di muka bumi ini, selain dari Allah. Allah akan mengatur segalanya, tinggal masalahnya : apakah kita telah hidup, berkewajiban dan berprasangka sesuai dengan aturan dan harapan-Nya ?
Allah Maha Kaya, Allah Maha Menghitung, Allah Maha Mengatur. Fokus kita saja pada peluang diatas kekuatan. Prospek diatas potensi. Buktinya dalam diskusi World Economic Forum, sebanyak 75 juta pekerjaan bakal hilang di tahun 2022. Namun, jumlah pekerjaan baru yang muncul bakal lebih banyak, sekitar 133 juta.
Allah Yang Maha Pencipta dan memiliki kebesaran sudah memberikan akal dan pikiran agar kita mencarikan sendiri solusinya. Sebagai contoh saja, dulu belum ada pekerjaan YouTuber. Sekarang sudah jadi profesi. Dari Indonesia sendiri, dunia peryoutuban ini sudah senilai Rp 7,5 Trilyun dan "membuka" lowongan pekerjaan +200K pekerjaan. Ada editor video, jasa voice over, dan lain-lain, dan lain sebagainya. Jadi banyak turunannya.
Kita pun sama-sama pasti meyakini, hanya Allah Yang Maha Pemberi Karunia dan Rezeki, Yang Maha Pembuka Rahmat, Maha Mengetahui, dan Maha Melapangkan. Banyak pekerjaan dan profesi baru sudah tersedia, bahkan siap diciptakan kedepannya.
Sebagai contoh, dulu penulisan itu berbentuk artikel, dan blog posts. Sekarang social media text bisa diciptakan di beragaman kanal, hingga email newsletters, dan lain sebagainya. Sementara di dunia pekerjaan visual dan audio, ada peluang pekerjaan untuk pembuatan video, vlogs, reels, live streams hingga musik. Dari sisi produk digital, kita sekarang mengenal ebook, digital downloads, online courses (e-learning, e-course), komunitas digital, hingga template "statis" dan template online.
Dulu, ada istilah penulis, penulis naskah, bloger. Sekarang ada istilah Content Creator dengan beragam bentuk dan platform. Jadi lebih kaya sebenarnya, lebih banyak dan terspesialisasi.
Memang akan ada banyak pekerjaan atau profesi yang akan punah dan mati. Namun, mari kita fokus sekali lagi pada peluang diatas kekuatan. Bukan pada ancaman diatas kelemahan. Pekerjaan data scientist dan mechine learning engineer, makin banyak dibutuhkan kedepan. Pekerjaan keamanan jaringan dari serangan hacker juga kian banyak dibutuhkan, seiring dengan banyaknya lowongan analisis marketing. Semantara lowongan di human capital, manajer keuangan dan digital marketing, juga masih tinggi dibutuhkan di lapangan.
Allah Yang Maha Meninggikan, Memuliakan, Mendengar, Melihat dan Menetapkan, akan selalu bersama kita. Apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk mengubah keadaan dengan hati, sikap yang tepat, dan ilmu dan wawasan yang kita punyai. Kita bisa sedikit belajar dari sejarah dan masa lalu, namun kita juga bisa mencari dan menciptakan masa depan dengan visi dan imajinasi kita sendiri. Semua ini bisa kita jalani dengan baik bila kita punya coach yang tepat. Juga bersama para praktisi sukses, serta komunitas yang mendukung.
Allah Yang Maha Besar, Maha Memelihara, Maha Pemberi Kecukupan, Maha Pembuat Perhitungan, dan Maha Pemurah. Allah akan senantiasa mengawal ketat niat baik dan keseriusan kita berusaha. Tugas kita hanya menjemput rezekinya dengan usaha yang bisa kita lakukan. Lalu, biarlah Allah yang akan menyempurnakan hasilnya. Rezeki sudah ada, sudah tertakar, dan tak akan tertukar.
Berkait gonjang-ganjing perekonomian seperti sekarang ini, seorang sahabat bilang, pemerintah punya tanggung jawab terkait ketenagakerjaan menghadapi perubahan-perubahan ini. Katanya pula, pemerintah harus menyiapkan kesiapan tenaga kerjanya, dan jangan diserahkan sepenuhnya kepada pasar. Rasanya, perlu ada regulasi dan media yang mampu memfasilitasi agar terbentuk ekosistem perekonomian yang bagus.
Pendapat lain, saat menghadapi era transformasi digital dan digitalisasi ini, pemerintah perlu adu kencang mengembangan jaringan koneksi nirkabel yang mengarah ke 6G. Amerika Serikat, China, Finlandia, Korea Selatan sudah mau mengerah ke sana.
Gangguan paling mengerikan bagi perekonomian Indonesia adalah kejahatan luar biasa korupsi yang sudah mewabah kemana-mana. Plus perubahan iklim dunia, cuaca ekstrim dan bencana di sejumlah daerah, hingga isu geopolitik.
Karena itu, maka berhati-hatilah dengan fokus kita. Mari kita biasakan untuk senantiasa fokus pada apa yang positif di sekeliling. Pada potensi dan peluang yang kita punya, juga pada apa yang patut kita syukuri dan kita apresiasi. Juga pada momen-momen kecil yang senyatanya akan menjadi anugrah tak ternilah di kehidupan kita.
Semua itu dalam jangka panjang akan menguatkan daya resiliensi (kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit) dan ketekunan. Hal ini didasari bahwa rahasia para prestasiawan adalah selalu berdisiplin untuk fokus pada tujuan yang jelas. Bukan pada kekhawatiran, ketakutan, kelemahan, ketidaksempurnaan pada dunia yang diramal akan semakin gelap dan suram.
Segala puji Allah Tuhan semesta alam, pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmat-Nya dan menjamin tambahannya.
Allah Maha Melihat, Maha Menetapkan, Maha Mendengar, Maha Penyantun, Maha Besar, Maha Tinggi, Maha Mengawasi, Maha Pemurah. Mari kita berdoa dengan segala kerendahan hati pada-Nya :
"Ya Allah, berilah manfaat terhadap apa yang telah Engkau berikan kepadaku. Ajarkan kepadaku sesuatu yang bermanfaat bagiku dan tambahkanlah kepadaku ilmu. Segala puji hanya milik Allah pada setiap kondisi (bahagia atau pun susah) dan aku berlindung kepada Allah dari perbuatan penduduk neraka"
Aamiin ya robbal 'alamin....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H