Saya suka nulis, nulis apa aja. Pokoknya semua yang ada di dada dan di kepala, kalau ada waktu luang, saya coba tuliskan itu semua. Mulai dari tema Worklife, Lyfe, Sosbud, Finansial, Filsafat, Diary, Pusi, Hukum, hingga Hobby. Ya, semua yang ada di dada dan di kepala itu. Sayang kalau tak dituliskan. Siapa tahu itu bisa bermanfaat, dan bisa - menurut Coach Hernowo - mengikat makna.
Bagi saya pribadi menulis adalah relaksasi untuk mengurangi dan melepaskan stres. Kata psikolog sih, menulis itu bisa menurunkan potensi depresi. Sementara kalau kata orang-orang di lingkungan medis dan kedokteran, menulis juga bisa membantu kesembuhan sejumlah penyakit non medis. Plus sekaligus mempercepat kesembuhan. Bahasan ilmiah mengenai terapi menulis pun banyak bertebaran.
Itu kan bonus. Namun, senyatanya bagi saya pribadi menulis itu semata-mata ingin memanfaatkan waktu yang kurang produktif, menjadi lebih "produktif dan baik". Setelah apa yang ada di dada dan di kepala itu dituliskan, rasanya kepala dan dada ini jadi ringan. Dengan kata lain, menulis juga akan mampu meningkatkan produktivitas. Syukur-syukur bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi orang lain. Jadi, setelah saya menulis, saya balik lagi ke pekerjaan utama saya.
Lebih jauh, besar harapan saya apa yang saya tulis ini bisa jadi media untuk berbagi. Bila tulisan-tulisan ini sudah banyak, maka itu tidak menutup kemungkinan yang satu tema bisa dijadikan satu buku. Atau dari tulisan-tulisan yang satu tema itu sendiri bisa jadi media inspirasi bagi diri pribadi.
Nah, tadi, saat melihat sudut kanan Kompasiana, saya melihat ada fitur Kalaidoskop 2022. Wah, ternyata di Kompasiana ada "review" juga ! Selama ini saya tak pernah blusukan ke fitur-fitur Kompasiana. Hanya menulis, atau mencari tulisan para sahabat Kompasianer yang bisa mencerahkan hati, membuka wawasan, dan bermanfaat.Â
Lalu, Kalaidoskop 2022 itu saya klik, dan alhamdulillah dapet "review" dari Kompasiana : "Cek Pencapaianmu 2022". Disana dituliskan "Keterbacaanmu selama tahun 2022 : 9.752". Wah, ini angka keterbacaan cukup banyak juga ya bagi pemula seperti saya. Ini yang saya suka dari Kompasiana, ada statistiknya. Mulai dari jumlah artikel, keterbacaan, komentar, nilai, headline dan highlight. Angka-angka ini bisa kita jadikan proporsi (persentase) atas kualitas tulisan kita.Â
Maklum selama ini saya hanya penikmat tulisan saja. Tak menulis apa pun di Kompasiana, meski saya gabung di Kompasiana tahun 2018. Baru tahun 2020, saya hanya mulai menulis 10 artikel di bulan September - Oktober 2020. Lalu sejak pertengahan Oktober 2021, saya ada mood lagi untuk menulis hingga akhir tahun dengan 47 tulisan. Dan selama 3 hari pertama ini saya menulis 3 artikel.
Sungguh, saya senang menulis di Kompasiana. Ada "review" yang diberikan oleh Kompasiana. Katanya, "Ini kontenmu yang paling nge-hits" : "Akhirnya, Benang Merah antara Aiman dan Anies Baswedan Ditemukan" dengan angka keterbacaan 2.861". Saya soroti Mas Aiman & Pak Anies bukan dari kacamata media, politik, hiburan, diary, sosbud atau pun vox-pop, namun dari sisi humaniora.
Semoga kedepan saya berharap bisa rajin lagi menulis. Karena menulis itu begitu banyak sekali manfaatnya sebagaimana yang saya sampaikan diuraian di atas. Plus harus banyak belajar lagi nih dari para suhu, dan senior-senior Kompasianer.
Salam hangat dan ruar biasa buat saudara-saudaraku Kompasianer tercinta. Mari kita beri arti, makna, dan peradaban yang lebih baik melalui Kompasiana bagi Indonesia. Juga dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H