Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cuaca Ekstrem Akhir Tahun : Peringatan Dini Akhir Zaman

28 Desember 2022   08:54 Diperbarui: 28 Desember 2022   09:27 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Data Bencana Indonesia - BNPB 27 Desember 2022

Seperti biasa, semalam sambil makan malam keluarga, kami bersama-sama menonton TV untuk mengeksplorasi channel berita di YouTube. Astaghfirullah, isinya sama. Mayoritas terisi dengan predisksi dan peringatan cuaca ekstrem akhir tahun 2022. Mulai dari peringatan BMKG soal cuaca ekstrim di sejumlah daerah, sampai bahaya badai Squall Line yang disebut ancam Jakarta dan Jabodetabek. Tak heran, karena potensi cuaca ekstrem ini Pemprov DKI imbau kantor untuk WFH.

BMKG juga memperingatkan status waspada, bahwa cuaca ekstrem ini bisa berlangsung 7 hari kedepan. Hujan lebat, cuaca dingin, gelombang tinggi dan potensi cuaca buruk lainnya, juga dikeluarkan BMKG untuk 34 kota besar di Indonesia. Para ahli menjelaskan bahwa cuaca ekstrim ini terjadi karena gas rumah kaca akibat industri dan transportasi. Juga dipengaruhi oleh peningkatan pertumbuhan awan hujan, intensifikasi seruakan angin dingin dan peningkatan angin permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang dan curah hujan di sejumlah daerah.

Bagi kami sendiri yang tinggal di Cianjur, setiap prakiraan cuaca yang berlaku untuk Jakarta juga relatif sama berlaku terjadi di Cianjur. Bila di Jakarta berawan tebal, maka di Cianjur yang hanya berjarak 107 km dari Jakarta, juga berawan tebal. Bila di Jakarta curah hujan tinggi, maka di Cianjur pun relatif sama, yaitu hujan deras dengan intensitas tinggi.

Kita sendiri sama-sama tahu dan mungkin menyadari. Satu tahun ke belakang, rasanya bencana demi bencana kejadiannya relatif merata di Indonesia. Baik bencana alam, epidemi, bencana sosial seperti LGBT, gempa bumi, letusan dan erupsi gunung api, tanah longsor, banjir dan banjir bandang. Bencana lain juga terjadi di sejumlah daerah. Seperti abrasi pantai, angin puting beliung, kebakaran (termasuk kebakaran hutan), gelombang pasang dan badai, peledakan bom, kejadian luar biasa (KLB), hingga kecelakaan transportasi.  Terbersit juga dalam pikiran, bisa jadi cuaca ekstrim akhir tahun ini adalah peringatan dini akhir jaman !

Catatan BNPB sendiri hingga 27 Desember 2022, tercatat ada 3481 kejadian bencana pada tahun 2022 di Indonesia. Terbanyak terjadi di Jawa Barat (815 kejadian), lalu diiringi Jawa Tengah (474), Jawa Timur (395), Aceh (221) dan Sulawesi Selatan (135). Infografik dari BNPB ini menunjukkan Indonesia Bagian Barat dan Indonesia Bagian Tengah memerah dengan banyaknya kejadian.

Data Bencana Indonesia - BNPB 27 Desember 2022
Data Bencana Indonesia - BNPB 27 Desember 2022

Tentu saja, bencana lain diluar itu sama-sama sangat tidak kita harapkan. Seperti bencana karena konflik sosial, kerusuhan sosial, huru hara, dan sabotase. Baik bencana alam, bencana non alam, maupun bencana sosial,  ketiganya sama, yaitu bisa berdampak luas dan besar. Yaitu bisa mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, serta dampak psikologis sehingga mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat.

Bagi saya pribadi, fenomena bencana alam dimana-mana ini sungguh merisaukan. Terlebih kita tahu, kini hujan besar dengan intensitas tinggi sering mengguyur semenanjung Arab. Bahkan banjir bandang juga melanda di Jeddah dan Mekkah. Di tanah Arab yang lain, pemandangan kini kian menghijau dan kian subur. Padahal selama ini, tanah Arab dikenal sebagai kawasan gurun yang kering dan tandus dan jarang diguyur hujan. Tanah subur di beberapa daerah pinggiran kota di tanah Arab sudah terlihat. Ada yang mengatakan bahwa tanah yang terdapat di perkebunan subur itu berasal dari Yaman dan Mesir. Karena di Arab Saudi sendiri tidak ada tanah, tetapi hanya pasir bebatuan saja.

Namun bagi kaum muslim meyakini bahwa mulai menghijaunya tanah Arab ini, menjadi pertanda kuat akan terjadinya kiamat. Hari akhir atau akhir jaman yang makin mendekat. Hadits Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam menyebut jika kiamat memang tidak akan terjadi sebelum tanah Arab kembali hijau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Tidak akan datang hari Kiamat sehingga negeri Arab kembali menjadi rerumputan dan sungai-sungai" (HR Ahmad)

Ustadz Abdul Somad membeberkan setidaknya 3 tanda kiamat yang telah kita lalui. Pertama, waktu terasa begitu cepat. Kedua, ilmu semakin berkurang ditandai dengan meninggalnya para ulama besar, sedangkan ulama merupakan pewaris para Nabi. Ketika ulama meninggal, maka habislah ilmu. Dan ketiga, semakin banyaknya orang yang terlalu cinta dunia.

Almarhum Ustadz Arifin Ilham pun pernah mengingatkan, "Kalau nasihat ulama, Quran, sunah sudah tidak didengar, maka alam yang milik Allah ini akan bicara".

Lebih jauh, Ustad Arifin Ilham menyembutkan ada 7 penyebab banyaknya bencana alam di dunia ini. Pertama, kemaksiatan. Kedua, kezaliman. Ketiga, eksploitasi alam yang berlebihan yang menyebabkan kerusakan keseimbangan alam. Keempat, tokoh yang melakukan kemasiatan dan kezaliman. Kelima, orang-orang sholeh, orang-orang baik diam melihat kemaksiatan dan kemungkaran. Keenam, karena rahmat Allah agar manusia kembali kepada fitrah manusia sesuai kewajiban dan tuntunannya. Terakhir, ketujuh, karena orang-orang yang hanya memedulikan dunia, mencari kesenangan dunia dan menghalalkan semua cara. Padahal di dunia ini hanyalah sementara dan sekejab saja.

Akhirnya, kembali ke soal cuaca ekstem akhir tahun ini, rasanya lebih bijak bila kita tak banyak melakukan mobilitas. Kita hanya keluar kota bila itu penting dan mendesak saja. Selebihnya, cukup WFH aja.

Bagi keluarga yang sudah merencanakan liburan akhir tahun, rasanya jauh lebih tepat bila liburannya ditunda sampai cuaca membaik dan lebih ramah. Liburan akhir tahun rasanya akan lebih indah untuk kian melekatkan dan menghangatkan ikatan keluarga yang selama ini disibukkan dengan urusan masing-masing anggota keluarga. Rasanya pula, jauh lebih baik bila alokasi dana wisata akhir tahun yang kita miliki, bisa kita donasikan atau kita sedekahkan. Baik kepada korban bencana alam, atau pun pada orang yang lebih membutuhkannya. In Syaa Allah, itu akan jadi kebaikan terbaik kita di akhir tahun.

Cuaca ekstrem akhir tahun adalah media terbaik bagi kita untuk menyapa hati, menimbang rasa, dan introspeksi. Kemudian, kita buat resolusi 2023.

Di Cianjur sendiri, pagi ini matahari sudah beberapa hari tak lagi menemui. Ibu-ibu tetangga di sekitar rumah sudah banyak berharap, matahari bisa keluar dan mengeringkan pakaian yang menumpuk. Namun alam punya ritual dan karakternya sendiri. Diluar dinginnya, tetap menusuk tulang. Mandi pagi pun, rasanya tergoda kuat untuk ditunda agak siangan.

Penasaran, saya buka laman prakiraan cuaca hari ini di Cianjur. Pantas saja, suhu menunjukkan 23 derajat selsius, presipitasi: 14%, kelembaban sangat tinggi 91%, dan angin 5 km/h. Namun saya bersyukur, kopi Toraja yang hangat kiriman dari sahabat dekat, bisa mengusir dinginnya pagi ini. Perlahan, saya bersenandung sendiri dengan lagu lawas. Lagu "Berita Kepada Kawan" Ebiet G. Ade. Saya nikmati, saya coba hayati, sampai menancap di hati ini :

"Barangkali di sana ada jawabnya. Mengapa di tanahku terjadi bencana. Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita, yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa. Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita, coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun