Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Prospek YouTube Creator Itu Cerah, Asal Hindari Kesalahan Ini!

26 Desember 2022   09:42 Diperbarui: 26 Desember 2022   10:34 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun ini boleh dibilang jadi tahun euphoria orang ramai-ramai jadi YouTuber. Emak-emak di desa, anak kecil, tukang ojek, artis dan mantan pejabat, banyak yang bikin akun dan jadi YouTuber atau YouTube Creator. Di grup wa pun banyak yang share konten YouTube dan tanpa prolog atau pengantar apa pun. Asal itu bagus, menarik dan ia merasa penting bagi orang lain, itu video di share aja langsung. Bagi pembaca, tentu akan bertanya-tanya : link konten YouTube ini tentang apa ? 

Namun, terlepas dari kebiasaan itu diatas, kita memperhatikan pengguna YouTube di dunia semakin banyak saja. Kita juga tahu Indonesia telah menempati urutan negara ketiga pengguna YouTube di dunia setelah Amerika dan India. Begitu juga kalau kita memperhatikan dominasi video di internet yang semakin besar saja dari tahun ke tahun. Karena itu, video adalah media konten masa depan yang mencerahkan !

 Kita pun tahu, kelebihan YouTube itu banyak. Platformnya gratis, bisa digunakan sebagai mesin pencarian; menolong orang, membangun komunitas, memberdayakan UMKM. Fiturnya pun semakin beragam, canggih & membuka peluang; bisa untuk branding, cari penghasilan, bahkan bisa untuk karir atau profesi. Karena itu, tak heran traffic website atau internet yang menggunakan video terus naik dari tahun ke tahun.

Hanya saja, masih banyak dijumpai para creator yang asal-asalan, dan tidak didasari landasan pengetahuan yang memadai. Tak jarang juga yang mengabaikan aturan dan rekomendasi dari pihak YouTube sendiri. Sebagai contoh, ada juga content creator yang sudah lama menjalani ini dan segala macem diupload atau di posting. Mulai dari bagaimana menikmati enaknya kopi panas, Xi Jinping, putus hubungan dengan pacar, Argentina Juara Sepak Bola Dunia, hingga prospek kehidupan manusia di planet mars. Tumplek bleg semua disini. Jelas ini tak bagus, tak focus.

Kita tentu akan bertanya, ini channel tentang apa ya ? Koq, semua masuk campursari bin gado-gado semua ada disini. Dari sisi branding jelas ini tak baik. Karena senyatanya, orang akan lebih senang dan lebih percaya menonton dari tayangan yang disampaikan oleh seorang ahli, expert, pakar, atau seorang spesialis.  

Nah, tulisan ini saya buat untuk pemain pemula atau newbie. Daftar panjang atau "modus" kesalahan-kesalahan ini yang berulang dilakukan para YouTuber awam, semoga kedepan bisa disadari, diperbaiki dan jadi lebih baik lagi. Ini kekeliruan atau kesalahan-kesalahannya :  

#1. Tak faham aturan (cara kerja & algoritma) & tak mempelajari detail (kebijakan & larangan) YouTube. Jangan juga fokus untuk mencari cara mengakali YouTube. Namun belajarlah memahami bagaimana interakasi itu dibuat, engagement, copy rigth, watch time, cara menulis judul yang tepat, penggunaan tag, deskripsi, dll.

#2. Buat video suka-suka, konten mainstream, atau membuat konten reupload (upload dengan bahan mentah : copy-paste). Jangan asal buat, diri senang & puas, dan berharap orang juga senang. Tapi buatlah video yang dibutuhkan & ingin ditonton.

#3. Video egois. Fokus pada diri, bukan pada isi konten yang berkualitas akan tidak diperdulikan orang lain & bagus menurut diri sendiri.

#4. Tanpa konsep yang jelas, hanya belajar otodidak, atau ikut-ikutan dalam membuat konten tanpa persiapan yang matang. Belajarlah dari serabutan dari berbagai senior dan praktisi, namun tidak terstruktur atau tersistem.

#5. Tidak ada perencanaan channel. Perencanaan itu melipuiti nama channel, foto profil, gambar banner, topik, jenis video, perlengkapan, aplikasi produksi, konten yang dikuasai & bisa dibuat, dll. Ketiadaan strategi konten, marketing & income juga turut menentukan berhasil tidaknya seseorang jadi YouTuber. Untuk pemula fokuslah pada konten. Perlahan belajarlah marketing, dan strategi income bisa menyusul.

#6. Tak punya milestone : Pecah tujuan utama menjadi tujuan-tujuan kecil yang mudah untuk dicapai. Sesuaikan tujuan-tujuan di milestone sesuai kemampuan diri dan kondisi channel. Karena dirasakan sulit di proses, maka jadinya tidak gigih dan cepat menyerah.

#7. Tanpa benchmarking competitor-nya. Lakukan patok duga pada 4 - 7 competitor yang memiliki minat dan niche yang sama. Apa yang lemah, kurang atau belum sempurna didalamnya, catat, dan buat yang bagus di video kita. Tiru gaya, cara, kelengkapan, formulan dan detail-nya, catat, dan tetap pertahankan branding Anda.

#8. Tidak mampu menyampaikan EMOSI, atau tidak menentukan apa yang harus DIRASAKAN audience setelah menonton ? Aktual terupdate, bermanfaat, menarik, unik, terinspirasi, terhibur, tercerahkan, tercengang, tertawa, serem, atau apa? Karenanya, pelajari & kuasai cara menyampaikan emosi kepada audiens niche kita melalui video.

#9. Upload video langsung ke publik. Padahal ada meta data yang belum dilengkapi. Pilih visibilitas : "Unlisted". Hanya Anda & yang punya link saja yang bisa menontonnya. Tanggal hanya akan muncul saat diunggah ke publik saja. Sebaiknya pilih : "Private".

#10. Menonton video sendiri menggunakan akun utama pembuat.

#11. Mengklik iklan di video sendiri.

#12. Tidak setting kategori  video, atau salah memilih kategori video.

#13. Menganggap enteng kompetisi. Pertimbangkan kata kunci yang mungkin kompetisi-nya rendah. Bikin topik spesifik dengan target audience yang persaingannya tak terlalu ketat. Bila ada modal gunakan iklan, dan beli tools berbayar.

#14. Tidak mengisi kata kunci / keyword video. Solusi : cari & ketahui "Cara mengetahui kata kunci channel youtube orang lain"

#15. Mengabaikan kualitas suara. Orang mengunjungi youtube itu untuk berinteraksi dengan melihat gambar bergerak &mendengar suara. Bukan suara robot, suara kaku, narasi datar !

#16. Abaikan banner. Tentang apa & mengapa harus berlangganan (subscribed) channel ini harus ada dan tervisualisasikan di dalam banner.

#17. Tidak memaksimalkan tumbnail. Thumbnails dan branding merupakan satu kesatuan. Pelajari lebih jauh tentang "Costumable Thumbnail" & "Tumbnail yang Click Bite".

#18. Untuk kategori video tatap muka, tidak menunjukkan muka. Seperti tayangan wawancara, namun wajah pewawancaranya penonton tidak tahu, sehingga penonton terus kepo seperti apa pewawancaranya ini.

#19. Editing abal-abal. Suara lalu lalang, kendaraan lewat memberikan ketidaknyamanan bagi penonton. Begitupun penyatuan beberapa video tanpa efek transisi yang halus .

#20. Tidak melakukan riset & benchmarking. Ini penting agar kita punya ciri yang unik, berbeda dan lebih baik konten & kemasannya.

#21. Kurang fokus dalam bekerja. Pilih ceruk yang spesifik, beri tayangan yang mereka sukai & fokus di niche itu. Bukankah setiap orang ingin benar-benar belajar & menemui orang yang memang spesialis di bidangnya. Asah terus kemampuan kita dari waktu ke waktu.

22. Tidak konsisten / tidak disiplin : Jadwal & konten (topik/tema).

#23.  Mengabaikan data dari YouTube & tidak mau membaca analitik YouTube. Bagian retention sebagai fitur indikator kualitas video : apakah mereka menonton 20% atau 50% dari keseluruhan video Anda lalu kemudian menutup video Anda? Perhatikan grafik dari setiap video, pelajari dan perbaiki saat Anda akan membuat video selanjutnya.

#24. Tidak mereview. Viewer terbanyak bisa diternakkan, dan viewers terkecil : review koten, suara, judul, caption, dll. Bila ada modal, bayar konsultan untuk mereview channel.

#25. Tidak realistis. Ingin cepat terkenal atau ingin cepat kaya. Atau focus untuk mendapatkan adsense secara cepat.

#26.  Ngak Action-Action. Action kalau ada mood. Ingat, belajar dan penghasilan itu dari action, bukan dari kekepoan atas teori dan ilmu melulu. "The only IMPOSSIBLE journey is the one upon never begin" ~ Tony Robbins ~

#27. Tidak meluruskan niat. Bersihkan hati, luruskan niat, In Syaa Allah karyamu hebat !

Semoga informasi diatas bermanfaat adanya. Dan semoga YouTuber, YouTube Creator atau pun Content Creator Indonesia yang menggunakan platform YouTube itu semakin baik, berkualitas dan bermanfaat buat Indonesia dan dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun