#16. Abaikan banner. Tentang apa & mengapa harus berlangganan (subscribed) channel ini harus ada dan tervisualisasikan di dalam banner.
#17. Tidak memaksimalkan tumbnail. Thumbnails dan branding merupakan satu kesatuan. Pelajari lebih jauh tentang "Costumable Thumbnail" & "Tumbnail yang Click Bite".
#18. Untuk kategori video tatap muka, tidak menunjukkan muka. Seperti tayangan wawancara, namun wajah pewawancaranya penonton tidak tahu, sehingga penonton terus kepo seperti apa pewawancaranya ini.
#19. Editing abal-abal. Suara lalu lalang, kendaraan lewat memberikan ketidaknyamanan bagi penonton. Begitupun penyatuan beberapa video tanpa efek transisi yang halus .
#20. Tidak melakukan riset & benchmarking. Ini penting agar kita punya ciri yang unik, berbeda dan lebih baik konten & kemasannya.
#21. Kurang fokus dalam bekerja. Pilih ceruk yang spesifik, beri tayangan yang mereka sukai & fokus di niche itu. Bukankah setiap orang ingin benar-benar belajar & menemui orang yang memang spesialis di bidangnya. Asah terus kemampuan kita dari waktu ke waktu.
22. Tidak konsisten / tidak disiplin : Jadwal & konten (topik/tema).
#23. Â Mengabaikan data dari YouTube & tidak mau membaca analitik YouTube. Bagian retention sebagai fitur indikator kualitas video : apakah mereka menonton 20% atau 50% dari keseluruhan video Anda lalu kemudian menutup video Anda? Perhatikan grafik dari setiap video, pelajari dan perbaiki saat Anda akan membuat video selanjutnya.
#24. Tidak mereview. Viewer terbanyak bisa diternakkan, dan viewers terkecil : review koten, suara, judul, caption, dll. Bila ada modal, bayar konsultan untuk mereview channel.
#25. Tidak realistis. Ingin cepat terkenal atau ingin cepat kaya. Atau focus untuk mendapatkan adsense secara cepat.
#26. Â Ngak Action-Action. Action kalau ada mood. Ingat, belajar dan penghasilan itu dari action, bukan dari kekepoan atas teori dan ilmu melulu. "The only IMPOSSIBLE journey is the one upon never begin" ~ Tony Robbins ~