Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sampai Kapan Isu LGBT Akan Berakhir?

5 Desember 2022   11:49 Diperbarui: 5 Desember 2022   12:10 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: kupastuntas.com

Fakta di lapangan menemukan bahwa LGBT sebagai sebuah masalah kejiwaan, relatif lebih banyak diidentikan dengan hal yang negatif. Mayoritas masyarakat senyatanya merasa tidak nyaman dengan keberadaan LGBT. Namun di sisi lain, ada juga yang tidak mempermasalahkan keberadaan mereka, selama mereka bisa menjaga sikap dan berperilaku baik di masyarakat.

Fakta di lapangan juga menunjukkan LGBT kini sudah "bertransformasi" dan kian meluas. Jaringan dan organisasasinya pun kian menguat dan meluas. Kini, publik pun dikenalkan dengan istilah baru yang selintas seperti "password". 

Dulu kita mengenalnya sebagai lesbian atau gay saja. Lalu berkembang dengan istilah LGBT, dan "terakhir" yang saya tahu jadi LGBTQI+. LGBTQI+ sendiri singkatan dari lesbian, gay, bisexual, transgender, queer, dan intersex. Tanda + itu mewakili orang yang tidak mengidentifikasi sebagai pria atau wanita, atau gender/orientasi seksual atau identitas tertentu, dan lain sebagainya.

Sangat miris memang, bila ada pandangan bahwa kaum LGBT itu punya hak dilindungi negara, dan sebagai warga negara juga dianggap punya derajatnya sama dengan warga negara lainnya di hadapan hukum.

Akibat pandangan ini, maka tak heran kini ditengarai jumlah pengikut kelainan seksual LGBT diperkirakan telah mencapai lebih dari satu juta orang. Termasuk didalamnya, ditengarai juga adanya peningkatan kasus LSL (lelaki sama lelaki) atau homoseksual secara signifikan. Jumlah organisasi LGBT di Indonesia juga terus berkembang. Tak kurang 28 dari 34 propinsi di Indonesia telah diduduki oleh jaringan nasional dan ratusan organisasi LGBT.

Propaganda LGBT yang berpaham liberal dan sekular, kian massif dirasakan. Di kancah internasional, gerakan mereka oleh sejumlah negara asing diberi ruang dan tempat, serta dilindungi oleh kebijakan resmi negara. Masalah Kekerasan dan diskriminasi, peningkatan perlindungan bagi pencari suaka dan penyaluran bantuan asing untuk melindungi hak asasi LGBTQI+ secara global, nampak kian kental.

Dampaknya Tak Hanya Sebatas Kegaduhan!

Isu dan kegaduhan selama hampir 2 minggu lalu berkait dengan LGBT, jadi sorotan serius sejumlah tokoh dan lembaga agama di Indonesia. Dampaknya akan sangat berpotensi menimbulkan polarisasi dan perpecahan di masyarakat yang senyatanya bisa dihindari

Terlepas dari itu, perilaku LGBT itu membahayakan kesehatan, pendidikan dan moral seseorang. Selain menular dan menularkan, dalam sejumlah kasus pelaku LGBT juga suka memiliki kecemburuan yang jauh lebih besar dan lebih obsefif daripada orang normal.

Tidak sedikit para gay karena perilaku sexnya berakibat pada resiko tinggi terkena penyakit kanker anal dan kanker mulut, meningitis, dan HIV/AIDS.  Bahkan ada fakta yang menemukan, seorang LGBT berpotensi memiliki permasalahan putus sekolah 5 kali lebih besar dibandingkan dengan siswi atau siswa normal. Selain berdampak pada masalah pendidikan, LGBT ini juga berdampak pada masalah lingkungan. Mulai dari pelecehan seksual orang dewasa, hingga pelecehan yang terjadi pada anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun