Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Masalah Distribusi Bantuan Kebencanaan Selalu Berulang Terjadi?

2 Desember 2022   17:35 Diperbarui: 3 Desember 2022   16:38 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Potensi masalah karena koordinasi dan administrasi atau birokkrasi ini, bisa menimbulkan dampak bantuan logistik yang menumpuk dan berlebih sehingga menjadi kebingungan tersendiri untuk menyalurkannya

Kelima, adanya sebagian masyarakat yang tidak sabar. Mereka langsung meminta ke posko pusat, padahal bantuan sudah disalurkan ke posko-posko terdekat / kecamatan yang mana sebenarnya bantuan sudah disalurkan.

Keenam, fenomena 'wisata' bencana. Masih adanya sebagian masyarakat yang menjadikan area bencana sebagai 'wisata' bencana. Satu mobil bantuan bencana, namun diiringi oleh banyak orang yang ingin melihatnya.

Ketujuh, manajemen kebencanaan yang terintegrasi. Masyarakat dan elemen masyarakat pada umumnya belum mengetahui apakah selama ini ada semacam Continuity of Operational Prosedure (COOP) yang terbuka dan dimiliki oleh banyak pihak terkait. COOP ini bisa dijadikan rujukan bersama.

Itu sehingga dari setiap tahapan penanganan berikut dimensinya, semua pihak akan mengacu pada prosedur yang sama. COOP ini juga harus dimiliki oleh setiap instansi pemerintah, termasuk lembaga layanan publik dan sekolah.

Berpijak dari COOP ini, maka diharapkan masyarakat menjadi tahu bagaimana cara mengakses dan mendapatkan bantuan penyaluran bantuan saat bencana. 

Namun yang lebih penting lagi, masyarakat dan lembaga terkait mengatahui bagaimana COOP ini mengatur kondisi sebelum, selama dan pasca bencana.

Kedelapan, support system yang lengkap dan solid. Yaitu perlunya didata support system yang mampu membantu menjangkau wilayah terisolir selain TNI, Polri, dan BNPB. 

Jangkauan dengan menggunakan helikopter pun untuk area-area tertentu ada kendala tersendiri. Karena itu, beragam komunitas perlu dilibatkan untuk membantu penyaluran bantuan bencana. Seperti komunitas motor trail, jeep off road, komunitas pendaki gunung dari berbagai kampus, dan lain-lain.

Panduan Lengkap Mitigasi Bencana Jadi Kunci Penanganan Bencana

Kini saatnya semua pihak perlu menyadari bahwa senyatanya dibutuhkan kekuatan ekstra untuk pendistribusian logistik yang lebih baik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun