Sebagai warga yang tinggal di area kebencanaan seperti di Indonesia ini, sungguh saya prihatin. Sepuluh hari terakhir ini berita hoaks, informasi yang tak jelas, kabar bohong, tidak benar, liar berseliweran.
Ya, hoaks masih beredar di tengah penanganan gempa di Cianjur. Pola yang sama juga terjadi pada bencana-bencana lain sebelumnya di Indonesia.
Seperti rekaman video pergerakan atau pergeseran tanah yang menyeret rumah dan bangunan yang diklaim terjadi pasca gempa Cianjur, ternyata hoaks. Bahkan longsor di India pun, dikaitkan dengan gempa di Cianjur.
Selain itu, ada juga berita yang tidak benar bahwa gempa Cianjur bisa membuat Gunung Gede dan Gunung Pangrango meletus. Sempat tersebar juga kabar bohong soal dokter gempa Cianjur yang ditolak sebagai relawan.
Dan terakhir, adanya info bayi-bayi yang siap diadopsi di RSUD Sayang Cianjur, karena ibunya diberitakan jadi korban gempa. Hoax lain terus saja terjadi.
Tak kurang ada 59 aduan hoaks terkait gempa Cianjur diterima Jabar Saber Hoaks (JSH). Unit khusus penanganan isu informasi bohong di lingkup Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jabar ini akhirnya mampu memberikan pemprov Jawa Barat untuk mengklarifikasi 23 hoaks terkait gempa Cianjur. Sebelumnya, BMKG pun sudah mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebarkan hoaks terkait gempa.
Beragam berita yang tidak benar dengan narasi tidak benar, tentu saja bisa menimbulkan polemik di masyarakat. Khususnya keluarga bagi korban gempa atau pun masyarakat di sejumlah area yang terkena dampak korban bencana alam gempa bumi ini.
Informasi yang benar, biasanya menyampaikan lokasi spesifik terdampak, waktu saat peliputan, fakta masalah di lapangan, dampak yang terjadi dan potensi masalah yang akan mungkin terjadi, penilaian profesional atau isi liputan yang lengkap.
Pemerintah sendiri sudah berupaya maksimal menangani bencana ini. Menurut BNPB, sebanyak 3.175 orang tenaga kesehatan telah disebar pada 194 titik pengungsian di delapan kecamatan pascagempa M5,6 Cianjur.
Kemenkes sendiri sudah memobilisasi relawan kesehatan ke sejumlah titik di area terdampak. Setidaknya, sudah ada sekitar 50 organisasi bidang kesehatan yang akan terjun membantu penanganan korban gempa bumi di Cianjur.