Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

5 Prinsip Sakral Kaum Profesional di Era Digital

29 November 2022   11:48 Diperbarui: 1 Desember 2022   16:00 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#5. Punya perhatian pada detail dan 90% pada eksekusi.

Amal saleh itu ada di aksi. Bukan hanya di niat, wacana dan konsep saja. Karyanya dilakukan sebaik mungkin untuk kemandirian diri dan kesejahteraan keluarganya, seperti jihad dan berjuang di jalan Allah SWT. 

Yaitu, pekerjaan yang mewujud dalam bentuk kerja ikhlas, kerja jelas, kerja mawas, giat bekerja keras, kerja tuntas, dan taat hukum. Lalu, ia pun mengharapkan pekerjaannya memberi manfaat luas bagi lingkungannya. Itulah profesional.

Eksekusi dan "aksi nyata di bumi", dengan diiringi doa ke "pintu langit" adalah ciri karakter profesional. Keputusannya ia lakukan dengan dasar keilmuan, obyektivitas dan pengalamannya, serta tanpa tekanan dari pihak lain

Kadang diawal, 10% waktunya ia alokasikan untuk belajar pada para pakar. Kemudian, 20% belajar mandiri dan menyesuaikan dengan fakta, situasi dan kondisi di lapangan. 

Kemudian, ia membuat konsep yang membumi dan dapat dengan mudah dieksekusi. Lalu, terakhhir 70% waktunya ia benamkan dan ia investasikan pada aksi langsung di lapangan.

Menyadari bahwa ia bukan seorang superman, maka orang profesional akan menutupi kekurangannya dengan bekerja sebagai a good team player. Kekurangannya ia tutupi dengan mengajak ahli di bidangnya dan berkolaborasi dengannya. 

Caranya, ia perluas networking-nya untuk mencari siapa-siapa para expert yang dapat membantu kebutuhan pekerjaannya yang belum ia kuasai.

Akhirnya, kalau suatu tak ada perubahan yang siginifikan, maka hanya ada 2 kemungkinan : ia tak sungguh-sungguh belajar, atau cara yang ia lakukan itu tidaklah efektif ! Karenanya, orang profesional atau kaum professional sesungguhnya adalah seorang pembelajar. 

Ia akan selalu mengembangkan kualitas dan pengetahuannya di komunitas profesional. Ikatan profesi jadi acuan untuk membangun kesadaran profesinya. 

Karyanya pun siap dinilai oleh orang yang berwenang memberi penilaian dan memiliki kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun