#5. Punya perhatian pada detail dan 90% pada eksekusi.
Amal saleh itu ada di aksi. Bukan hanya di niat, wacana dan konsep saja. Karyanya dilakukan sebaik mungkin untuk kemandirian diri dan kesejahteraan keluarganya, seperti jihad dan berjuang di jalan Allah SWT.Â
Yaitu, pekerjaan yang mewujud dalam bentuk kerja ikhlas, kerja jelas, kerja mawas, giat bekerja keras, kerja tuntas, dan taat hukum. Lalu, ia pun mengharapkan pekerjaannya memberi manfaat luas bagi lingkungannya. Itulah profesional.
Eksekusi dan "aksi nyata di bumi", dengan diiringi doa ke "pintu langit" adalah ciri karakter profesional. Keputusannya ia lakukan dengan dasar keilmuan, obyektivitas dan pengalamannya, serta tanpa tekanan dari pihak lain
Kadang diawal, 10% waktunya ia alokasikan untuk belajar pada para pakar. Kemudian, 20% belajar mandiri dan menyesuaikan dengan fakta, situasi dan kondisi di lapangan.Â
Kemudian, ia membuat konsep yang membumi dan dapat dengan mudah dieksekusi. Lalu, terakhhir 70% waktunya ia benamkan dan ia investasikan pada aksi langsung di lapangan.
Menyadari bahwa ia bukan seorang superman, maka orang profesional akan menutupi kekurangannya dengan bekerja sebagai a good team player. Kekurangannya ia tutupi dengan mengajak ahli di bidangnya dan berkolaborasi dengannya.Â
Caranya, ia perluas networking-nya untuk mencari siapa-siapa para expert yang dapat membantu kebutuhan pekerjaannya yang belum ia kuasai.
Akhirnya, kalau suatu tak ada perubahan yang siginifikan, maka hanya ada 2 kemungkinan : ia tak sungguh-sungguh belajar, atau cara yang ia lakukan itu tidaklah efektif ! Karenanya, orang profesional atau kaum professional sesungguhnya adalah seorang pembelajar.Â
Ia akan selalu mengembangkan kualitas dan pengetahuannya di komunitas profesional. Ikatan profesi jadi acuan untuk membangun kesadaran profesinya.Â
Karyanya pun siap dinilai oleh orang yang berwenang memberi penilaian dan memiliki kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan tersebut.