Soal kejujuran, jujur itu harga mati. Amanah harga diri. Komitmen itu harga sukses. Ya, komiten itu juga berarti suka duka, susah senang, sulit gampang, kemarau yang panas menyengat atau pun hujan badai, ya tetap dijalankan. Jadi jangan bilang : "Siap Pak, kerjakan". "Siap Pak dilaksanakan", "Siap Pak", tapi ngak jalan-jalan, tak ada perubahan, atau tak mengubah keadaan.
Padahal SIAP itu singkatan dari "Saya Ingin Allah Puas". Kalau Allah puas, maka atasan, pimpinn, rekanan, mitra, investor, pihak ketiga, semua dapat dipastikan amat sangat puas, bahkan mengesankan ! Kalau standar tertingginya berorentasi pada ridho Allah, maka semuanya In Syaa Allah akan dimudahkan dan ditinggikan.
Ciri lain dari profesional itu rendah hati. Jadi, bila ada orang yang merasa dirinya jago, hebat, keren, "wow", maka sebenarnya orang itu belumlah profesional. Pengakuan itu bukanlah dari diri, tapi dari orang lain atau komunitas profesinya, bahwa sosoknya itu punya karya, bermanfaat, mengubah keadaan dan bermakna.
Terakhir, orang profesional itu suka serta gemar mendengar dan berbagi. Dalam banyak kasus, justru seringkali ia lebih gemar bertanya, lebih banyak mendengar dan belajar, daripada ingin didengar. Karena sejatinya, banyak menggali dan mendengar itu sama saja dengan banyak belajar.
Intinya, semua karakter baik, unggul dan konsisten yang bisa membuka "pintu langit", pintu keberkahan, itulah karakter profesional.
#2. Punya visi dalam semangat menjelajahi.
Allah SWT telah membuka peluang seluas-luasnya bagi kita sebagai umat-Nya untuk memanfaatkan karunia-Nya di bumi. Bumi ini telah Allah jadikan mudah untuk dijelajahi, karena itu kita perlu menjelajahinya ke segala penjurunya.
Dari penjelajahan ini, baik mulai dari lingkar terkecil, beragam komunitas, hingga akses dan pengetahuan digital, maka visi kebaikan haruslah ditetapkan.Â
Visi yang lebih baik yang bisa membawa dan mengangkat kita merasa dan menjadi lebih baik lagi dalam berkontribusi bagi kemaslahatan umat. Terlebih dengan era penuh disruptif dan distraksi seperti sekarang ini, visi dan fokus jadi sebuah keharusan yang melekat.
Ya, visi itu gratis, dan kerena itu : gantungkan visi itu setinggi langit ke-7 !
#3. Berilmu, berwawasan dan punya keunggulan bersaing.