#4. Fahami, baru dipahami
Jangan terbalik, jangan egoistik. Fahami orang lain terlebih dahulu dengan sikap empatik, "lihat dari kacamatanya", In Syaa Allah pada akhirnya kita akan juga dapat dipahami. Memahami itu memberi, dipahami itu diberi. Bukankah tangan diatas memberi (memahami) itu lebih baik dari pada diberi (dipahami) ?
#5. Deep Respect, Impresif dan Ekspresif
Rasa hormat, respek kepada orang lain, itu harus tulus. Hangat, dekat, dan terasa keberadaannya. Bukan semata hubungan formalitas, basa-basi, business to business, dan fungsional semata. Namun ada sisi humanis yang bisa disentuh, dan menimbulkan kehangatan dan kerinduan sebagaimana nilai persahabatan dan kekeluargaan.
#6. Jadikan Setiap Orang Itu "PenTiL BeCa"
Orang PENting, berarTI, kita Loyal kepadanya, dan selalu memBEri kesempatan untuk menCApai aktualisasi dan impiannya yang luhur, mulia dan bermakna.
#7. Hamburkan "MaMa TeSi Mohon ToMat"
Tujuh kata emas adi layanan ini, juga bisa jadi 7 kata hablum minnannas. MaMa TeSi Mohon ToMat adalah singkatan dari kata Mari, Maaf, Terimakasih, Silakan, Mohon, Tolong dan Selamat. Terbukti, orang-orang yang adabnya tinggi, rendah hati, dan punya intelektual yang tinggi, seringkali kita mendapatkan dan menghamburkan 7 kata emas ini.
#8. Jaga dan Kembanghkan Nilai Silaturahmi
Bisa kirim salam dan pertanyaan : "Apa kabar ? Bagaimana, keluarga sehat semua ?", ngopi bareng, maksi (makan siang) bareng, hingga reuni. Ucapan saat hari raya, minta didoakan saat akan melakukan ibadah atau perjalanan jauh, hingga memberikan ucapan apresiasi saat harapan atau impiannya tercapai. Itu juga bisa.
Sebenarnya, banyak cara untuk menjaga silaturahmi. Sahabat saya, suka berbagi buku. Sahabat dari istri saya, ada yang memberinya baju. Kalau di grup medsos, tak jarang semua info yang dirasakan bermanfaat, tumplek blek ada di grup. Penuh sudah dengan beragam info yang kadang tak fokus isinya. Mulai dari tips and trick, hingga guyonan, anekdot dan isu politik