Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dari 8 Tipe "Anak Buah" Ini, Mana yang Paling Baik?

17 Oktober 2022   21:04 Diperbarui: 17 Oktober 2022   21:19 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Dokumentasi Pribadi

Dalam sebuah diskusi besar dengan jumlah peserta training lederpreneurship 209 orang pada sebuah kementrian, ada peserta yang bertanya menggelitik. Pertanyaanya sederhana. "Sejauh pengalaman Bapak, ada berapa banyak tipe anak buah yang bapak kenali, dan bagaimana masing-masing mensikapinya dengan cara yang bijak ?"

Hm... sejenak, saya terdiam. Berpikir. Lalu, dengan ringan saya sampaikan, "Ada banyak pak. Yang jelas, sikapi saja dengan konstruktif ya... ".

Sang penanya, diam. Bibirnya terkatup datar. Dia jelas tak puas dengan jawaban saya. Lalu dengan setengah mendesak, dia bilang. "Baiklah Pak, itu masuk akal. Namun, gimana kalau bapak bikin sedikit tulisan tentang itu. Biar saya, juga mungkin teman-teman saya, sedikit punya pegangan dengan belajar dari pengalaman Bapak..".

Cerdas juga peserta ini saya pikir. Dia bertanya, kurang puas, lalu tetap meminta saya menyelesaikan dan memenuhi keingintahuannya.

Ok, lalu dua hari kemudian saya sampaikan artikel seperti dibawah ini.

Senyatanya, ada banyak tipe anak buah. Semua tergantung, dari sudut pandang mana kita melihat. Namun, bila disederhanakan, setidaknya menurut saya pribadi, ada 8 Tipikal Anak Buah yang saya lihat yang umumnya ada di berbagai organisasi. Setiap tipikal anak buah, tentu saja pendekatan kepemimpinannya harus berbeda-beda.

Sekarang, yuk kita kenali pengikut kita, anak buah kita itu seperti apa. Maksud saya, sikap mereka terhadap pekerjaan yang menjadi tugasnya itu seperti apa ?

Kita bahas ringkas ya tipikal anak buah kita :

#1. Tipikal bebek. Repot juga kalau anak buah kita bertipe bebek. Ia susah diatur, dan kita harus sibuk jagain batas kiri dan batas kanan untuk bersama2 maju kedepan. Ia nurut aja deh kapan makan, istirahat, minum, dan ribut kalau lapar atau saat mau dikasih hadiah atau ada hadiahnya (reward, apresiasi). Mereka liar, sering ribut bergosip, meski tetap bisa diarahkan.

#2. Tipikal Saklar : Nunggu intruksi, baru deh jalan. Pasif, tapi responsif.

#3. Tipikal Drone : Jalan kalau dikendalikan, tapi energinya terbatas. Kadang wawasannya pun terbatas. Bagus kerja jangka pendek, namun tak kuat marathon, dan terbang jauh-jauh.

#4. Tipikal Robocop. Punya inisiatif, tegas, aktif, tapi tergantung program (doktrin) yang ditanamkan. Untuk di-upgrade, harus diprogram ulang.

#5. Tipikal Politisi : Lebih pinter membahas, dan kritis, namun malas blusukan atau turun ke lapangan. Senang tampil di panggung besar dan banyak bicara. Bicaranya bagus, tapi banyak berhitung dan kurang tulus. Celakanya, ia pun suka menggerakkan orang-orang baru agar ikut dengan pola pikir dan sikapnya kepada pimpinannya. Tipikal anak buah seperti ini, sangat banyak itung-itungan untung dan ruginya.

#6. Tipikal Pemerhati. Cenderung independen dalam berpikir, namun pasif dalam pendekatan. Dingin, dan kurang human-touch. Emotional Qoustion-nya sedang-sedang saja. Meski ia ramah, punya respek, namun dalam bersosialisasi dan kegiatan kemasyarakatan ia agak sungkan dan kurang cair.

 #7. Tipikal Taruna Pasukan Elit. Aktif, mandiri, jago analisis, berpikir kritis, dan kreatif. Siap dikader jadi jenderal masa depan ! Orang-orang ini seperti anak-anak Management Trainee atau Career Development Program. Seperti orang fresh graduate yang siap dibentuk apa aja.

#8. Tipikal spiritual. Segala sesuatu yang disampaikan ia saring terlebih dahulu dengan ilmu keagamaan. Bila kurang pas, ia sampaikan dengan santun. Bila bagus, dia dukung sepenuhnya, plus dengan afirmasi keyakinan dan kepercayaannya. Kadang, beberapa contoh kisah nabi pun ia ungkapkan. Hanya saja, kadang ia terlalu cool, calm, dan hemat energi. Agresifitasnya kadang kurang untuk mencapai dan melampaui target. Katanya, "Yang penting, niat kita baik. Doa dan usaha tetap jalan !".

Nah, itu berbagai tipikal anak buah yang selama ini saya kenal. Lalu, bagaimana kita mensikapi dan memperlakukan beragam tipikal anak buah seperti itu ?

Bagi saya, itu sangat situasional sekali. Yang jelas, setiap anak buah ingin dirinya dianggap "PenTiL". Alias penting, berarti, dan kita loyal kepadanya. Penting keberadaannya, bararti kontribusinya, dan loyal pada kepentingan hubungan-kerja jangka panjang. Salah satu cara yang bisa dipakai adalah kepemimpinan situasional. Namun, dengan gaya kepemimpinan apa pun namanya, saya rasa bisa juga. Sejauh itu tetap membuat anak buah kita respek, militan, progresif, dan produktif, dan punya sikap yang baik untuk tetap solid.

Pertanyaannya, sekarang : sebelum kita menilai satu persatu anak buah kita, kita sendiri untuk "si bos" atau pimpinan kita sendiri, kita ini tipikal apa ?

Ayo, mari kita menilai diri sendiri terlebih dahulu sebelum menilai orang lain. Mari kita menyapa hati, menimbang rasa : introspeksi pada diri kita sendiri. Dan saat kita sudah jadi anak buah yang baik, benar dan efektif bagi pimpinan langsung kita, sebenarnya kita sudah belajar banyak bagaimana kita jadi pimpinan yang dibutuhkan dan dirindukan oleh anak buah kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun