Sosok manajer hebat dalan perannya, bisa kita lihat pada sosok Pak Dahlan Iskan, Ibu Susi Pudjiastuti, Pak Ignasius Jonan, Dokter Terawan Agus Putranto, Pak Zulkifli Zaini, Pak Tantri Abeng, Pak Muhammad Jusuf Kalla, Pak Tung Desem Waringin hingga Pak Rusdin S. Rauf.
Saat mereka memerankan sebagai manajer, mereka nampak sebagai sosok revolusioner & senyatanya mereka pun punya karyawan favorit. Karyawan favorit biasanya adalah karyawan-karyawan yang memiliki komitmen kuat pada perubahan, sevisi dengan atasannya, siap bekerja ekstra.Â
Tentu saja mereka sendiri sebagai karyawan berbakat membutuhkan manajer hebat untuk aktualisasi dirinya dan masa depan karirnya.
Kedekatan emosional yang terjadi pada manajer hebat dan karyawab berbakat ini terbentuk karena seringnya mereka berkomunikasi secara intens. Karena itu, seringnya komunikasi ini menjadikan manajer hebat "dengan sendirinya" mengetahui apa yang diinginkan oleh karyawan paling berbakat di lingkungan kerjanya.
Meskipun demikian, manajer hebat perlu menyadari bahwa hubungan langsung dan kedekatannya ini mempengaruhi seberapa lama mereka bertahan dan produktif dalam bekerja. Untuk itulah, manajer hebat perlu intens mengkomunikasikan kondisi ini dan perkembangannya dengan divisi HRD / Human Capital lebih lanjut.
Sekarang, sudahkah anda memerankan diri sebagai manajer yang hebat, atau mempekerjakan manajer yang hebat ?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI