Keempat, untuk bermain peran. Sebagai hamba, sebagai anggota keluarga, sebagai warga negara, bawahan, dan peran-peran lainnya.
Kelima, untuk menegakkan keadilan : membawa pada kebaikan, dan mencegah pada keburukan.
Keenam, untuk berikhtiar dengan menyempurnakan usaha kita.
Dan ketujuh, siap atau tidak siap, suka atau tidak suka, untuk dimintai pertanggungjawabannya.
Nah, sebagai pemimpin tentu saja itu adalah sebuah amanah yang besar. Bahkan, dalam sebuah riwayat, gunung akan meleleh bila menerima amanah. Hanya manusialah yang merasa bisa dan gagah perkasa berani menerima sebuah amanah dari Tuhannya.
Amanah ini, hitung punya hitung juga setidaknya ada tujuh. Berkait dengan kepemimpinan, tanggungjawab pelayanan Pemimpin Pembelajar itu setidaknya ada 7 sasaran, yaitu
#1. Prioritaskan dan perhatikan benar Customer Utama kita itu siapa. Semisal, di jasa angkutan, tentu saja penumpang. Di retail, itu pembeli.
#2. Anak buah kita, seluruh pegawai / karyawan yang menjadi kunci pelayanan kita.
#3. Pemegang saham atau pemerintah, atau perusahaan yang dalam hal ini diwakili langsung oleh atasan kita. Uniknya, atasan kita ini takdir. Kita tak bisa memilih atasan, kecuali kalau kita pindah bagian. Eh, ternyata atasan pun tetap sama karena ia dimutasikan dan lagi-lagi jadi atasan kita lagi. Hahaha.....
#4. Masyarakat di sekitar kita. Secara taktis harus kita tolong saat bencana atau saat mereka membutuhkannya. Dan secara strategis, adalah mitra binaan kita yang bisa bermanfaat bagi kita dalam jangka panjang. Dalam konsep penthahelix, kita mengenalnya sebagai sinergi dan kolaborasi antara asosiasi, bisnis, komunitas, pemerintah dan media.
#5. Pada diri sendiri. Diri ini ya harus jadi happy. Ada keterpanggilan jiwa. Caranya dengan kerja ikhlas, jelas, antusias, mawas, cerdas, ringkas, keras, tuntas dan puas ! Ingat 9-As ya !