"Dunia ini panggung sandiwara
Ceritanya mudah berubah...
Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan"
~ Taufik Ismail ~
Dalam penelusuran beragam literatur, sepengetahuan saya -- keberadaa kita di dunia ini terikat dengan 7 peran dan 7 tanggungjawab layanan.
Yuk, kita bahas sekilas ya tentang 7 peran itu.
Satu, sebagai pemimpin.
Kedua, untuk beramal, melakukan kebaikan atau kebajikan.
Ketiga, untuk diuji setiap saat dalam keadaan biasa, susah maupun senang.
Keempat, untuk bermain peran. Sebagai hamba, sebagai anggota keluarga, sebagai warga negara, bawahan, dan peran-peran lainnya.
Kelima, untuk menegakkan keadilan : membawa pada kebaikan, dan mencegah pada keburukan.
Keenam, untuk berikhtiar dengan menyempurnakan usaha kita.
Dan ketujuh, siap atau tidak siap, suka atau tidak suka, untuk dimintai pertanggungjawabannya.
Nah, sebagai pemimpin tentu saja itu adalah sebuah amanah yang besar. Bahkan, dalam sebuah riwayat, gunung akan meleleh bila menerima amanah. Hanya manusialah yang merasa bisa dan gagah perkasa berani menerima sebuah amanah dari Tuhannya.
Amanah ini, hitung punya hitung juga setidaknya ada tujuh. Berkait dengan kepemimpinan, tanggungjawab pelayanan Pemimpin Pembelajar itu setidaknya ada 7 sasaran, yaitu
#1. Prioritaskan dan perhatikan benar Customer Utama kita itu siapa. Semisal, di jasa angkutan, tentu saja penumpang. Di retail, itu pembeli.
#2. Anak buah kita, seluruh pegawai / karyawan yang menjadi kunci pelayanan kita.
#3. Pemegang saham atau pemerintah, atau perusahaan yang dalam hal ini diwakili langsung oleh atasan kita. Uniknya, atasan kita ini takdir. Kita tak bisa memilih atasan, kecuali kalau kita pindah bagian. Eh, ternyata atasan pun tetap sama karena ia dimutasikan dan lagi-lagi jadi atasan kita lagi. Hahaha.....
#4. Masyarakat di sekitar kita. Secara taktis harus kita tolong saat bencana atau saat mereka membutuhkannya. Dan secara strategis, adalah mitra binaan kita yang bisa bermanfaat bagi kita dalam jangka panjang. Dalam konsep penthahelix, kita mengenalnya sebagai sinergi dan kolaborasi antara asosiasi, bisnis, komunitas, pemerintah dan media.
#5. Pada diri sendiri. Diri ini ya harus jadi happy. Ada keterpanggilan jiwa. Caranya dengan kerja ikhlas, jelas, antusias, mawas, cerdas, ringkas, keras, tuntas dan puas ! Ingat 9-As ya !
#6. Pada keluarga. Kadang di keluarga kita juga berjanji dan berkomitmen. Ingat, janji itu harga diri. Komitmen itu harga mati. Dan prestasi tak perlu bukti. Bukti akan mengikuti sesuai kontribusi yang sudah kita beri.
#7. Pada Tuhan. Nah ini sudah jelas ya. Saya tak bisa panjang lebar bicara ini. Ini sudah masuk domain-nya ustad, pemuka agama atau agamawan.
Lalu, saya pun mencoba menyapa hati, menimbang rasa : introspeksi.
Aduh, senyatanya kita ini terlalu sibuk dengan diri sendiri, keluarga dan pekerjaan kita, tapi lupa pada impian luhur untuk sesama. Kalau pun ada, itu pun tak seberapa.
Lalu, bagaimana dengan peran kita berkait dengan tanggungjawab kita kepada lingkungan kita, masyarakat kita, serta bangsa dan negara ini, dan Tuhan Allah Yang Maha Awal dan Akhir Pemegang Semua Jiwa ?
Astaghfirullahal adzim.....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI