Mohon tunggu...
agung marhaenis
agung marhaenis Mohon Tunggu... Administrasi - penulis

Pecinta kata, kopi, kuliner, dan kebun.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Presidensi G-20 dan Peluang Akselerasi Investasi Hijau di Indonesia

14 Juli 2022   13:10 Diperbarui: 14 Juli 2022   17:49 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden RI Joko Widodo saat serah terima Presidensi G20 dari Perdana Menteri Italia Mario Draghi di KTT Roma 2021 (Sumber foto: www.kemlu.go.id)

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) secara berkelanjutan. Targetnya adalah mencapai target nol emisi pada 2060 atau paling cepat pada 2040. PLN sendiri sebagai perusahaan pemasok listrik menargetkan kapasitas pembangkit listrik EBT sebesar 24,8% pada 2030. Sebuah komitmen yang layak diacungi jempol.

Tentu bukan hanya komitmen yang dijual kepada calon investor. Bagaimana pun, investor pasti akan berhitung tentang keberlanjutan bisnis. Pemerintah juga harus menjelaskan potensi ekonomi hijau di Indonesia dan ini bisa jadi senjata andalan.

Untuk sektor EBT misalnya, Indonesia punya semua potensi alam sumber EBT. Panas matahari, air, angin, panas bumi, gelombang laut, dan biomassa semua dimiliki Indonesia. Beberapa bahkan sudah diaplikasikan.

Beberapa daerah di Indonesia punya intensitas matahari yang kuat seperti di NTT dan NTB. Indonesia juga punya banyak waduk dan sungai untuk pengembangan PLTA. Kita juga sudah mulai mengoperasikan PLTB di Sidrap, Sulsel.

Pembangkit listrik tenaga bayu/angin yang dikembangkan PLN di Sidrap, Sulawesi Selatan (Sumber foto: www.pln.co.id)
Pembangkit listrik tenaga bayu/angin yang dikembangkan PLN di Sidrap, Sulawesi Selatan (Sumber foto: www.pln.co.id)

Indonesia juga punya lahan luas untuk bertanam pohon seperti gamal, kaliandra, lamtoro, dan sengon yang potensial untuk dijadikan biomassa. Pohon-pohon tersebut akan dicacah dijadikan pelet dan dijadikan bahan bakar pembangkit listrik.

Bahkan Indonesia Power, anak perusahaan PLN, sudah mengembangkan pelet berbahan sampah sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Teknologi ini menyelesaikan dua masalah sekaligus, yaitu masalah bahan bakar pembangkit listrik dan masalah pengelolaan sampah.

Itu baru di bidang energi. Potensi di bidang lain tak kalah menawan. Pariwisata hijau (green tourism) di Indonesia juga potensi yang sangat besar. Bali, sebagai tuan rumah KTT G20 saat ini juga sedang getol mengembangkan pariwisata hijau untuk proses recovery ekonomi pasca-pandemi. 

Jadi, dari segi komintmen dan kebijakan Indonesia sudah sangat baik dan siap. Tinggal bagaimana memarketingkan hal tersebut kepada investor, baik dalam negeri maupun luar negeri.


Semua pemangku kepentingan harus bergerak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun