Mohon tunggu...
Agung Ismail
Agung Ismail Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Digital Bandung

ceria di manapun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kearifan Lokal Bordir Tasikmalaya dalam Mempertahankan Budaya Masyarakat

9 Agustus 2023   14:56 Diperbarui: 9 Agustus 2023   14:58 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Upaya Pelestarian Seni Bordir Tasikmalaya 

 

Sesuai dengan keputusan Walikota Tasikmalaya menuturkan Peraturan Walikota tentang Pelestarian, Perlindungan dan Pengembangan Seni Budaya di Kota Tasikmalaya; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tasikmalaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4117). Sebagai satu di antara kerajinan tangan tradisional ikonik  Kabupaten Tasikmalaya,  seni  bordir  Tasikmalaya harus  terus  dijaga  dan  dilestarikan. Keberadannya  sebagai  aset  intelektual yang  berhubungan  dengan  pengetahuan tradisional,  kerajinan  tangan  ini  sedikit-banyaknya telah  memberikan sumbangsih kultural  dalam  meningkatkan  daya  tarik wisata  (khususnya  dalam  hal  penyediaan suvenir),  ekonomis,  dan  kultural  di Kabupaten Tasikmalaya.

Akan tetapi, fakta di lapangan terungkap bahwa regenerasi perajin seni bordir Tasikmalaya mengalami kendala.  Hal ini tampak bahwa generasi penerus (putra-putri  dari  perajin) tidak/kurang tertarik untuk mengikuti jejak orang  tuanya sebagai  perajin  seni  bordir. Lain halnya dengan pengusaha seni bordir yang  pada  umumnya  putra-putrinya (generasi  penerus)  sangat  berminat  untuk melanjutkan perusahaan orang tuanya.

Seni  kerajinan  tangan  bordir Tasikmalaya  merupakan  bentuk-bentuk manifestasi  dari  kebudayaan,  maka keberadaannya  dituntut  untuk  senantiasa berubah,  berkembang,  dan  menyesuaikan dengan  perkembangan  pola  pikir  atau pandangan  masyarakat  pendukunganya. Dalam  kaitannya  dengan  hal  ini,  para praktisi,  baik  itu  pada  perajin,  pemasar, dan penikmat  seni menjadi fondasi utama dalam penjagaan  dan pelestarian  kesenian bordir yang ada di Tasikmalaya.

Oleh  karena  itu,  seni  bordir dapat dilestarikan dengan cara,  yaitu  sebagai berikut: 

(a)  adanya  pembinaan  sedini mungkin  (usia  SD) memperkenalkan seni leluhur  ini  kepada  generasi  penerus; 

(b) adanya  peran  pemerintah  berupa peningkatan  fasilitas  (peningkatan kesejahteraan untuk  perajin, mendapatkan peluang  modal  yang  mudah,  adanya pelatihan  dan  workshop,  dan  membantu memasarkan).

Dalam  konteks  pembinaan  sedini mungkin,  mesti  ada  upaya  serius  dari berbagai  pihak,  khususnya  para  praktisi yang  berkecimpung  di  dunia  kerajinan tangan  untuk berlapang  hati mengajarkan kompetensi  pembuatan  seni  bordir Tasikmalaya  kepada  generasi-generasi muda di lingkungan  Tasikmalaya. Pembinaan ini muncul dari berbagai karakter mulanya dari orang yang turun temurun keluarganya hingga ada yang kursus untuk melakukan bordiran tersebut.

Hal ini menjadi vital adanya, karena pemertahanan seni  dan pelestarian  seni mesti  dilakukan dengan adanya pewarisan kompetensi dari generasi tua kepada generasi muda. Selain itu,  bukan  hanya  mengajarkannya,  tetapi mesti  ada  upaya  motivasi  yang  bersifat kultural  kepada  generasi  muda  agar  mau mempelajari kompetensi kultural tersebut.

Kesimpulan

Atas  dasar  uraian  lengkap  di  atas, simpulan  yang  didapat  adalah  sebagai berikut: (a) Latar kultural yang mengawali lahir  dan  berkembangan  kerajinan  bordir Tasikmalaya  adalah  kondisi  kultural Tasikmalaya  yang  identik  dengan  aspek religi,  meskipun  seiring  perkembangan zaman  terdapat  perubahan  identitas kultural  yang  terjadi  pada  perkembangan kerajinan bordir Tasikmalaya. Hal ini bisa dijadikan refleksi  dalam konstelasi  estetik dan  identitas  masyarakat  Tasikmalaya dengan  identitas  kultural  Sundanya.  (b) Perkembangan kerajinan bordir Tasikmalaya telah mengalami perluasan ke arah  dimensi  pemaknaan,  tujuan,  hingga pengaruh  estetika  modern,  pada masanya nanti  telah  berpengaruh  pada  adanya bauran  estetik  antara  estetika  tradisional dan estetika modern. Sudah berbeda zaman dengan yang dulu mulanya melakukan bordir dengan tangan manusia itu sendiri hingga saat ini berbeda keadaan dalam melakukan bordir bisa menggunakan mesin komputer dimana orang yang akan bordiran hanya mendesain kain yang akan di bordir lalu dibiarkan sesuai dengan desain yang di pilih.

Bordiran di Tasikmalaya dari awal Hj. Umayah binti H. Musa sampai zaman generasi Z ini sudah membludak keluar hingga jutaan produk yang sudah keluar, berkat beliau Tasikmalaya sudah menjadi khas dari daerahnya sehingga mempopulerkannya di kancah dunia, karya ini juga mendapatkan sertifikat dari kementrian pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi dengan kategori  warisan budaya takbenda (WBTb) di provinsi Jawa Barat pada tanggal 15 Desember 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun