Mohon tunggu...
Agung Ismail
Agung Ismail Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Digital Bandung

ceria di manapun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kearifan Lokal Bordir Tasikmalaya dalam Mempertahankan Budaya Masyarakat

9 Agustus 2023   14:56 Diperbarui: 9 Agustus 2023   14:58 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kain  bordir  Tasik  adalah  serapan dari  kebudayaan  Cina.  Namun  berkat tangan  terampil  dan  ulet,  terciptalah produk berupa kerudung, kebaya, mukena, tunik, selendang, blus, rok,  sprei, kebaya, sarung  bantal,  taplak  meja,  baju  gamis, baju  koko,  kopiah  haji,  hingga  busana sehari-hari  dihiasi  dengan  bordir  yang menarik. Bordir  itu  sendiri  secara etimologis bermakna hiasan rajutan benang yang  bermediakan  kain.  Oleh  sebab  itu, medium  utama  dalam  kerajinan  bordir adalah kain dan benang rajutan.

 

Berbagai macam kain bordir dari awal sampai sekarang mulai dari sisa-sisa fosil hingga bordir menggunakan mesin komputer yang berbentuk persegi panjang, mulanya kain dengan berbagai macam perkembangan yang ada. Ada dari kain katun, rayon, sutra, plisket, bali, paris, dan yang lainnya.

Latar belakang kultural Tasikmalaya yang identik dengan nuansa religi, sedikit-banyaknya  telah  berpengaruh  terhadap pembuatan motif dan jenis bordir. Kondisi ini  tidak  heran,  karena  secara  kultural, Tasikmalaya dikenal dengan sebutan Kota Santri,  sehingga  nilai-nilai  religiositas masih  terjaga  dengan  baik,  bahkan memengaruhi  aspek  kultural  lainnya, seperti  kesenian,  kerajinan  tangan,  dan sebagainya. 

Meskipun  demikian,  masyarakat Tasikmalaya,  khususnya  para  praktisi kerajinan bordir, menyadari ada pengaruh kultural lainnya yang identik dengan aspek ekonomis,  yaitu  permintaan  pasar  yang begitu tinggi akan penyediaan bordir. Oleh karena  itu,  selain  memproduksi  barang-barang yang identik dengan nuansa  religi, para  perajin  bordir  Tasikmalaya  juga memproduksi bordir berupa kebaya, tunik, selendang, blus, rok,  sprei, sarung  bantal, dan taplak meja hingga ke mukena yang dominan masyarakat Indonesia beragama Islam, barang-barang yang di bordir tadi tidak hanya di produksi di Tasikmalaya tapi sekarang sudah di produksi di kota- kota terbesar yang ada di Indonesia.

Dari fakta kultural tersebut, terlihat jelas  latar  belakang  kultural  yang memengaruhi  lahir  dan  berkembangnya kerajinan  bordir  di  Tasikmalaya,  yaitu kondisi  kultural  yang  identik  dengan nuansa religi. Hal  itu pun  yang  terjadi  pada  kerajinan  bordir Tasikmalaya,  yaitu  adanya  perubahan identitas  kultural  dari  kultur  yang bernuansa  religi  menuju  kultur  yang bersifat  global  dan  umum.  Inilah  yang dimaksud,  bahwa  hampir  di  setiap perubahan  zaman  dan  era,  akan  selalu disertai  dengan  perubahan  identitas kultural,  baik  perubahan  yang  parsial maupun perubahan yang komprehensif dan komunal.

Sejarah pun membuktikan, selalu  ada tarik  ulur antara tradisional  dan  modernisasi.  Gejala dualisme  kerangka  pikir  ini  pun  terjadi pada kerajinan bordir Tasikmalaya dengan adanya  pembauran  identitas  estetik  yang menggabungkan  estetik  tradisional  dan estetik modern.

                         

kerudung-bordir-64d34432633ebc29bb7f3042.jpeg
kerudung-bordir-64d34432633ebc29bb7f3042.jpeg
        

mukena-hijau-64d3446e4addee0ddc62ba04.jpg
mukena-hijau-64d3446e4addee0ddc62ba04.jpg
                

Kain yang di bordir diatas ini merupakan hasil dari bordiran pakai tangan dan kaki dimulai dari gambar pertama hingga gampar ke empat, gambar pertama itu kabaya yang di anyam dengan bordiran dan di estetikannya dengan solderan di desain yang tertentu sehingga memunculkan estetika yang bagus dan sempurna, gambar yang kedua menggambarkan kerudung yang di depannya di desain dengan bordiran yang dianyam dengan mesin bordir bantuan kaki dan tangan, gambar yang ketiga menggambarkan peci yang di desain sisinya menyerupai bintik-bintik batik hingga di bordir dengan bantuan kaki dan tangan, peci ini di balut biasanya dengan spone supaya bisa dipakai sesuai dengan ukuran orang yang akan memakainya, yang terakhir ke empat menggambarkan mukena yang di bordir di bagian bawahan dan atasan, mukena ini dari awal adanya pengrajin mukena sampai saat ini membludak sampai ratusan kodi yang ke order baik dari warga Indonesia maupun luar negeri. Mukena dengan berbagai macam bentuk dan motif berawal dari motif dengan kain katun, rayon, plisket hingga paris bali dengan di hiasi renda-renda yang unik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun