Dari hasil kuesioner yang telah dilakukan kepada 8 koresponden, hasil menunjukan bahwa 3 orang menyatakan pelat nomor kustom masih cukup populer, sementara 4 responden berpendapat bahwa penggunaannya sudah jarang karena semakin banyak pemilik kendaraan yang mematuhi aturan. Satu responden menyatakan bahwa penggunaan pelat non-konvensional relatif tergantung pada situasi.Â
Secara keseluruhan, mayoritas pengemudi di komunitas Vespa memilih untuk mematuhi aturan dengan tetap menggunakan pelat nomor asli yang dikeluarkan oleh Samsat, dan hanya sedikit yang memilih untuk memodifikasi atau menggunakan pelat nomor kustom. Tren penggunaan pelat nomor kustom kini semakin jarang terlihat, seiring dengan peningkatan kepatuhan pengguna terhadap peraturan lalu lintas.
Selain itu, dari 8 responden, 5 orang merasa bahwa menggunakan pelat nomor kustom membantu mereka mempertahankan gaya klasik Vespa dan mencerminkan identitas komunitas. Namun, 3 orang lainnya tidak setuju dengan pandangan tersebut.
Mayoritas responden setuju bahwa pelat nomor unik pada Vespa klasik bisa menjadi bentuk ekspresi dan kreasi pribadi yang menarik. Meski begitu, mereka menekankan pentingnya tetap mematuhi aturan dengan menggunakan nomor yang sesuai dokumen resmi kendaraan. Beberapa juga berpendapat bahwa bagi sesama penghobi Vespa, aspek yang lebih diperhatikan adalah jenis dan tahun Vespa, bukan sekedar bentuk pelat nomornya.
Hasil responden perihal pandangan mengenai pelat nomor vespa klasik yang unik dan berbeda dari motor lainnya, telah menunjukkan respon yang beragam seperti 3 responden  menekankan pentingnya kesesuaian pelat nomor dengan dokumen resmi, menyatakan bahwa kreativitas dalam desain pelat nomor seharusnya tidak mengabaikan peraturan yang berlaku. 2 responden lainnya menyoroti aspek kebanggaan dan seni dalam memiliki pelat nomor yang unik, selanjutnya salah satu responden menekankan bahwa kebebasan berkreasi tetap harus diimbangi dengan pemahaman terhadap aturan lalu lintas. Sementara itu, salah satu responden lainnya menyarankan agar pemilik vespa sebaiknya mengikuti aturan yang ada, di sisi lain ada juga salah satu responden yang menanggapi hal ini biasa saja, lebih fokus pada jenis dan tahun vespa yang dimiliki, dan responden terakhir menekankan pentingnya mengikuti konsep motor. Secara keseluruhan, meskipun ada apresiasi terhadap kreativitas dalam desain pelat nomor, mayoritas responden sepakat bahwa kepatuhan terhadap peraturan adalah hal yang utama.
Dari hasil ini, dapat dilihat bahwa ada Penurunan Popularitas dan Pelat Nomor kustom hal ini dapat dilihat dari 8 responden, 3 orang menyatakan bahwa pelat nomor non-konvensional masih populer, sementara 4 orang mengatakan penggunaannya sudah jarang karena kepatuhan terhadap aturan semakin meningkat. Satu responden berpendapat bahwa penggunaan pelat kustom tergantung pada situasi tertentu.
Sejalan dengan itu, mayoritas pengemudi di komunitas Vespa lebih memilih menggunakan pelat nomor asli dari Samsat, mencerminkan peningkatan kesadaran akan pentingnya mematuhi regulasi lalu lintas dan kepatuhan terhadap Aturan.
Disisi lain, ekspresi diri melalui pelat nomor kustom masih memiliki tempat di hati beberapa penggemar Vespa. Lima responden merasa bahwa pelat nomor kustom mencerminkan gaya dan kebanggaan komunitas, sementara tiga responden tidak setuju. Meskipun pelat nomor kustom diakui sebagai bentuk ekspresi, sebagian besar responden lebih fokus pada jenis dan tahun Vespa sebagai elemen identitas yang lebih signifikan.
Secara keseluruhan, meskipun ada apresiasi terhadap pelat nomor kustom sebagai ekspresi diri, kepatuhan terhadap aturan lalu lintas menjadi prioritas di kalangan penghobi Vespa.
GAMBAR PELAT BAWAAN ATAU MODIFIKASI VESPA KLASIK