Mohon tunggu...
Agung Dwi
Agung Dwi Mohon Tunggu... Editor - When the night has come

Menulis - Menyunting - Mengunggah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Cutrone: Inzaghi Baru AC Milan

21 Agustus 2017   12:50 Diperbarui: 21 Agustus 2017   13:14 2560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AC MILAn boleh berbangga. Pekan pertama Liga Italia, Milan berhasil meraih poin penuh di kandang Crotone, dini hari tadi. Di klasemen sementara, Milan berbagi tempat dengan saudara sekota Inter dan Juventus di puncak, yang sama-sama meraih poin penuh dengan keunggulan tiga gol.

Cerita Milan lebih indah lagi. Dari sebelas pemain yang dipasang Vicenzo Montella sejak menit awal, tiga di antaranya adalah jebolan Akademi Milan: Gigi Donnaruma Manuel Locatelli, dan Patrick Cutrone. Ketiganya masih di bawah 20 tahun. Di bangku cadangan, masih  ada empat lagi yang juga merupakan hasil didikan sekolah sepak bola Milan: Ignazio Abate, Luca Antonelli, Antonio Donnaruma, dan Davide Calibria.

Namun, yang paling berbahagia selepas partai semalam adalah Patrick Cutrone. Pertandingan semalam adalah kali pertama Cutrone bermain sejak menit pertama di liga tertinggi Italia. Malamnya tambah istimewa karena Cutrone punya andil besar dalam memberikan kemenangan bagi Milan. Lagi-lagi Milan berhasil mengorbitkan satu nama dari tim junior mereka, setelah tahun kemarin Manuel Locatelli berhasil membetot perhatian media dan setahun sebelumnya, Gigi Donnaruma berhasil menggeser Diego Lopez di umur 16 tahun.

Kita kembali ke Cutrone. Lawan Crotone dini hari tadi, Cutrone kembali masuk starting eleven karena Silva diistirahatkan pasca-melawan Shkendija. Pemuda 19 tahun ini tak ingin menyia-nyiakan kesempatan bermain dari menit pertama di ajang Serie A. Tantangan berhasil dijawab.

Baru tiga menit pertandingan dimulai, tusukan Cutrone ke jantung pertahanan Crotone menghasilkan penalti yang sukses dieksekusi oleh Franck Kessie. Bahkan, Federico Ceccherini yang menjatuhkan Cutrone harus diusir oleh wasit. Lima belas menit berselang, giliran namanya muncul di papan skor. Cutrone mampu meloloskan diri dari penjagaan bek lawan dan menanduk bola umpan silang dari Suso.

Aksi Cutrone tak berhenti di situ. Setelah sukses mengecoh jebakan offside, Cutrone mengirim umpan tarik ke jantung pertahanan Crotone. Suso berhasil menyambut umpan itu dan menambah keunggulan Milan. Jasa Cutrone semalam: 1 gol, 1 assist, dan 1 aksi menghasilkan penalti.

Lalu, siapa sih Cutrone dan apa istimewanya dibandingkan striker Milan lainnya, apalagi Milan sebentar lagi mendapatkan Nikola Kalinic dari Fiorentina, dengan mahar 20 juta euro?

Namanya memang masih asing di telinga Milanisti. Pemuda kelahiran Como 19 tahun silam ini masih biru di kancah tertinggi Liga Italia. Transfermarkt bahkan hanya mem-value Cutrone sebesar 500 ribu euro. Murah sekali ketimbang Andre Silva yang didatangkan dari Porto dengan mahar 38 juta euro

Untuk melihat keistimewaan Cutrone, mari kita tengok aksinya setahun belakangan. Aksi Cutrone di tim Primavera A Milan musim kemarin sangat mumpuni. Ia adalah andalan Stefano Nava, pelatih Primavera Milan. Di tim junior, ia mencetak 21 gol dan 3 assist dalam 25 laga (2.130 menit bermain). Sementara di tim junior Italia, Cutrone berhasil menggasak 6 gol dan dua assist dalam 17 pertandingan (1.033 menit). Berarti, tiap 85 menit, Cutrone berhasil menyarangkan satu gol. Jika ditambah dengan catatan di level timnas junior, 1 gol/120 menit. Impresif. Catatan inilah yang bikin Montella kesengsem.

Musim kemarin, Cutrone dipromosikan Montella ke tim utama selepas Luiz Adriano dilego ke Spartak Moskow. Ia berulang kali menghiasi bangku cadangan AC Milan. Baru pada 21 Mei lalu saat lawan Bologna, Cutrone diberi menit bermain di tim senior, meski cuma lima menit. Meski demikian, Cutrone tetap berkeras berlatih untuk memikat sang bos, Vicenzo Montella.

Kerja keras pun berbuah. Ketika pramusim , Montella memberi kepercayaan pemuda Como ini untuk ambil bagian dalam tur di Tiongkok. Kepercayaan itu pun dijawab dengan 3 gol selama 4 pertandingan. Dua gol di antaranya disarangkan Cutrone ke gawang Bayern Munchen. Ini yang makin bikin Cutrone pede. Dua gol ke gawang raksasa Jerman telah menaikkan motivasinya. Montella juga tanpa ragu memilih Cutrone di kualifikasi Liga Europa lawan Craiova saat Silva harus istirahat selepas bermain untuk Portugal di Piala Konfederasi.

Ya, lagi-lagi Cutrone berhasil menjawab tantangan Montella. Di leg kedua, di hadapan 65 ribu penonton yang memadati San Siro, Cutrone mewujudkan impiannya mencetak gol di hadapan puluhan ribu Milanisti. Gol Cutrone itu mengingatkan kita dengan aksi Filippo Inzaghi. Gol berawal dari bola tendangan bebas dari Ricardo Rodriguez yang langsung menukik ke kotak penalti lawan. Ada Cristian Zapate yang sudah ancang-ancang menerima umpan Rodriguez. Sayang, sundulan Zapate sedikit luput. Crutone yang berdiri beberapa langkah di belakang Zapate langsung berlari menyambar bola liar itu dan menggandakan skor Milan.

Selepas pertandingan, Montella langsung memuji didikan akademi Milan itu. Sang allenatore menyanjung Cutrone sebagai tulang punggung masa depan Milan. "Saya percaya dia bisa tumbuh banyak di sini, di Milan, tapi satu-satunya peluang keluar akan tergantung pada pasar transfer," tegasnya usah pertandingan lawan Craiova.

Inzaghi Baru

Memang tak salah membandingkan Cutrone dengan Inzaghi. Ia selalu berlari, mencari celah-celah ruang di pertahanan lawan. Ia punya naluri gol yang serupa dengan Inzaghi. Di mana ada bola liar, di situ ada Crutone yang sudah siap, entah itu dengan kepala atau sontekan. Ia akan selalu berada di posisi yang pas ketika kawannya hendak melepaskan umpan silang atau terobosan. Ia juga pandai membaca bola pantulan dari kiper atau bek lawan. Jika sudah mendapatkan bola, Cutrone tanpa ragu akan langsung membidik bola ke gawang lawang. Dan, setelah berhasil mencetak gol, euforia perayaan golnya pun sangat mirip dengan Inzaghi: meledak-ledak penuh determinasi.

Kecerdikan mengelabui jebakan offside juga boleh dibilang mirip-mirip dengan Inzaghi. Mauro Bianchesi, eks kepala pemandu bakat Milan, pun menyebut Cutrone punya "kekejaman" sama dengan Inzaghi di mulut gawang lawan. Determinasi inilah yang penting bagi sosok yang punya peran no.9 di tim.

"Banyak orang telah membandingkannya dengan striker baru Chelsea, Alvaro Morata, tapi 'kekejaman' di depan gawang lebih mengingatkan saya pada mantan striker hebat AC Milan Filippo Inzaghi," ujarnya, dikutip dari laman uefa.com.

Satu kelebihan dari Cutrone dibandingkan Inzaghi adalah body balance dan gocekan. Ia takkan mudah menyerahkan bola begitu saja kepada bek lawan. Ia akan terus menerobos masuk jantung pertahanan lawan. Simak rangkuman video yang diunggah oleh akun Milan Actu di YouTube berikut ini. Anda akan terkagum-kagum dan setuju dengan pendapat saya.


Saat timnya digosipkan dengan striker-striker hebat dunia macam Morata dan Belloti, Cutrone justru tak berkecil hati. Ia tetap bekerja keran dan menganggap dirinya setara dengan kedua striker itu.

"Saya senang berlari dan membantu tim, itu memang sudah menjadi tugas saya. Jika saya bisa mencetak gol, itu akan menjadi lebih baik. Saya sangat mirip dengan Morata dan Belotti," ungkap Cutrone, dikutip dari Sky Sport Italia.

Meski begitu, Cutrone menyerahkan masa depan sepenuhnya kepada sang bos Montella. Ia akan siap bila diminta bertahan atau dipinjamkan ke klub lain untuk menambah menit bermain. Kini, keputusan di tangan Montella. Setelah Kalinic dipastikan merapat, Milan berarti punya tiga striker murni: Silva, Kalinic, dan Cutrone. Dengan tiga kompetisi yang akan diikuti Milan musim ini, rasanya mempertahankan Cutrone adalah pilihan bijak lantaran Cutrone punya DNA murni Milan. Namun, kita tunggu saja pilihan Montella: mempertahankan atau meminjamkan Cutrone.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun