Belajar di negeri orang pada dasarnya adalah bagaimana bertahan secara mental dan fisik terhadap segala sesuatu yang menerpa dan menghadang pada proses perjalanan menuntut ilmu. Belajar sejatinya bisa di mana saja, pun bisa di negara mana pun, tapi yang terpenting adalah di mana pun kita menuntut ilmu, mampukah kita meresap sebaik-baiknya kebaikan, ilmu, dan pengalaman yang kita dapat dan memetik sebanyak-banyaknya pelajaran dari proses menuntut ilmu tersebut.
Untuk menutup tulisan ini, saya ingin mengutip beberapa kalimat dari novel Negeri 5 Menara karya A Fuadi: "Imtihan niha'i bukan hanya sekadar membuktikan seberapa banyak ilmu yang telah diserap otak, tapi seberapa kuat seorang siswa melawan tekanan waktu, kebosanan, psikologis dan fisik. Siapa yang bisa mengatasi semua faktor itu, maka dia adalah pemenang."
Wallaahu A'lam bish-showaab
Source and all credit for : Â Raisa Shahrestani M.Hum
Materi ini telah diberikan dalam seminar online Seminar Beasiswa Mentafakuri Negeri Tirai Besi pada tanggal 7 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H