Takdir bukan takdir,
Bukan garis yang lurus,
Bukan jalan yang sudah ditentukan,
Tapi jalan yang bisa kita ubah.
Dengan usaha dan kerja keras,
Kita bisa mengukir garis takdir kita sendiri,
Menciptakan masa depan yang kita inginkan.
Kita bisa menjadi apa saja yang kita mau,
Setinggi apa pun yang kita cita-citakan,
Asalkan kita mau berusaha dan tidak menyerah.
Jangan takut untuk mengambil risiko,
Jangan takut untuk mencoba hal-hal baru,
Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman.
Karena hanya dengan berani mengambil risiko,
Kita bisa menemukan jalan baru,
Jalan yang akan membawa kita ke masa depan yang lebih baik.
Jadi, jangan menyerah,
Jangan takut untuk mengejar mimpimu,
Dan teruslah mengukir garis takdirmu sendiri.
Dengan usaha dan kerja keras,
Tidak ada yang mustahil.
Di atas kanvas waktu yang terbentang luas,
Langit memberi warna pada setiap kelokan garis takdir.
Pena tak bertinta, namun hati yang menjadi kuas,
Mengukir jejak hidup, membentuk kisah yang tiada tanding.
Garis-garis takdir, serupa sungai mengalir,
Melalui lembah dan bukit, melewati detik yang terus berputar.
Bagaikan tinta yang terus mengalir,
Jejak hidup terukir dalam setiap lariknya.
Bukan nasib yang menciptakan garis ini,
Melainkan pilihan dan usaha di setiap langkah.
Takdir bukan beban, melainkan tanda arah yang tulus,
Mengukir harapan, membawa impian yang tak terduga.
Gelombang hidup, menggetarkan tiap jengkal hati,
Membawa cerita dalam goresan takdir yang tiada henti.
Bukanlah bebatuan tak bisa digoyang badai,
Melainkan kapal kita yang menentang arus berani.
Tak selalu lurus, garis takdir bisa berliku,
Tetapi di setiap belokan, hikmah tersimpan dalam perjuangan.
Mengukir garis takdir bukan sekadar capaian,
Melainkan perjalanan panjang yang membentuk karakter.
Di malam yang kelam, bintang menyaksikan,
Bagaimana kita mengukir langit dengan doa dan usaha.
Garis takdir bukanlah ketetapan beku,
Melainkan proyeksi cinta dan kerja keras yang membeku.
Setiap gurat garis takdir, melambangkan keberanian,
Bukan takut tersandung, tapi bangkit dari setiap kesalahan.
Pena hati kita, memainkan symfoni takdir,
Menjadi pelukis sejati di atas kanvas kehidupan.
Mengukir garis takdir, membutuhkan ketekunan,
Di antara sejuta rintangan dan mimpi yang terpendam.
Bukan hanya sekadar mengikuti alur yang ada,
Melainkan menciptakan jalur baru, membawa perubahan.
Biarlah setiap goresan menandai perjalanan,
Garis takdir bukan akhir, melainkan awal yang abadi.
Dengan niat suci dan tekad yang teguh,
Kita, penulis sejati dalam buku bernama hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H