Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengupas Lelah

1 Desember 2023   00:27 Diperbarui: 1 Desember 2023   00:36 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengupas lelah
Di tepi senja yang meredup,
Langkahku terhenti, lelah merayap.
Sepiring matahari perlahan tenggelam,
Dan di hatiku, kisah lelah terbuka.

Tak terlihat di wajah yang tegar,
Namun merajut benang di balik senyum.
Lelah yang tak tampak oleh mata,
Tapi dirasakan dalam setiap hela nafas.

Seperti kulit yang mulai terkelupas,
Lelah membuka lapisan dalam diri.
Sebuah proses mengupas lelah yang terpendam,
Seolah mengupas lembaran waktu yang terpahat.

Di malam yang sunyi, lelah bersua,
Dalam pelukan gelap, cerita lelah tertutup.
Namun, dalam keheningan itu, ada kekuatan,
Mengupas lelah, menggali kekuatan tersembunyi.

Setiap langkah yang membawa kelelahan,
Seakan mengupas lapisan kehidupan.
Namun, di balik lelah, ada kekuatan baru,
Seperti bunga yang tumbuh di antara reruntuhan.

Jadi, biarkan lelah mengupas diri,
Sebagai proses menuju kekuatan sejati.
Dalam setiap serpihan kelelahan yang jatuh,
Tersimpan kisah penuh ketabahan yang abadi.

Kupas Lelah

Tangan masih menggenggam bara,
Namun lelah mulai merambat,
Peluh mulai membasahi dahi,
Dan mata mulai sayu.

Image of Tangan menggenggam baraTerbuka di jendela baru
www.dakwatuna.com
Tangan menggenggam bara

Ingin rasanya melepas lelah,
Namun masih ada yang harus diselesaikan,
Ingin rasanya menghapus peluh,
Namun masih ada yang harus diperjuangkan.

Lelah ini adalah tanda perjuangan,
Peluh ini adalah tanda pengorbanan,
Lelah dan peluh ini adalah bukti,
Bahwa kita masih hidup dan berkarya.

Jadi, jangan pernah lelah untuk berjuang,
Jangan pernah takut untuk berkorban,
Karena lelah dan peluh ini adalah tanda,
Bahwa kita masih manusia yang berharga.
Di tangan yang masih merangkak bara,
Peluh menari di garis wajah yang lelah.
Mengupas lelah seperti kulit yang terkelupas,
Namun bara masih menyala, menyala dalam tekad.

Langkah yang terjal, tak lepas dari peluh,
Saat bara menyala, dan mimpi masih jauh.
Menghapus peluh seiring perjalanan berliku,
Sebuah proses, sebuah perjalanan yang tak mudah.

Peluh adalah cerita di kanvas perjuangan,
Warna-warni dalam setiap tetesan yang berderai.
Mengupas lelah, menghapus peluh,
Membentuk karakter di setiap perjalanan berat.

Tetap berjalan, meski lelah menyapa,
Bara dalam tangan masih bersinar terang.
Peluh adalah tanda di peta hidup yang panjang,
Bukanlah kelemahan, tapi kekuatan dalam langkah.

Jadi, teruslah merangkak, teruslah berlari,
Peluh adalah teman setia dalam perjuangan.
Mengupas lelah, menghapus peluh,
Menuju impian yang menjelma dalam bara yang menyala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun