Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

detik yang membeku

11 Desember 2024   00:47 Diperbarui: 11 Desember 2024   00:47 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Detik yang Membeku

Jarum jam merayap, mengolok-olok kita,
Dalam diam, menunjuk luka yang tersembunyi.
Malam menyelimuti, hati terasa hampa,
Janji-janji sirna, harapan pupus perlahan.

Masa depan tampak suram, penuh keraguan,
Kesenjangan memisahkan, kita berdua.
Ingin ku putar waktu, ke masa lalu,
Namun kenangan pahit, terus menghantui.

"Jangan tunggu sampai semua sempurna," bisikan hati,
"Mulai sekarang, langkahkan kaki."
Dengan setiap langkah, kekuatan tumbuh pasti,
Kepercayaan diri pun, akan kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun