Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

slip gaji pertamaku dan wasiat hidup

4 Desember 2024   03:47 Diperbarui: 4 Desember 2024   07:10 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Slip Gaji Pertama dan Wasiat Hidup

Saat itu, slip gaji pertama
bernilai 60 ribu rupiah,
sebuah angka kecil,
namun mengandung sejuta arti.

Di balik angka itu,
tersembunyi wasiat kehidupan,
perjuangan yang tak terucap,
tapi terasa dalam setiap tetes keringat.

Dengan tangan gemetar,
aku menyimpannya dalam hati,
bukan hanya sebagai tanda usaha,
tetapi sebagai simbol mimpi yang mulai terwujud.

60 ribu bukanlah jumlah besar,
tapi setiap rupiah yang tertera,
mengandung cerita perjuangan,
dan harapan yang tak pernah padam.

Itu bukan sekadar uang,
melainkan sebuah pelajaran,
bahwa setiap langkah kecil,
adalah bagian dari perjalanan besar.

Slip gaji pertama itu,
menjadi kenangan yang tak terlupakan,
penuh kebanggaan dan syukur,
karena dari sana, aku belajar,
untuk terus berjuang dan tidak menyerah.

Semoga kenangan itu tetap hidup,
menjadi pendorong di setiap langkahku,
dan mengingatkan bahwa setiap awal,
adalah awal dari segala kemungkinan.
Enam puluh ribu, angka kecil dalam lembaran usang,
Namun, menyimpan sejuta makna, kisah perjuangan panjang.
Slip gaji pertama, saksi bisu langkahku,
Menyimpan wasiat hidup, yang takkan pernah ku lupakan.

"Patah berkali-kali, lalu menjadikannya utuh kembali,"
Kata-kata bijak, yang terus membara di hati.
Kehidupan ibarat palu, menguji ketegaran,
Menempa jiwa, menjadi lebih kuat dan tegar.

Setiap kegagalan, adalah pelajaran berharga,
Menjadi batu loncatan, menuju masa depan yang cerah.
Luka mengering, menjadi bekas,
Namun semangat tak pernah pudar, terus membara.

Enam puluh ribu, kini hanyalah kenangan,
Namun nilai-nilainya, tetap abadi.
Menjadi motivasi, untuk terus berjuang,
Mencapai cita-cita, yang selalu ku impikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun