Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebelum Terpisah

9 November 2024   16:42 Diperbarui: 9 November 2024   18:21 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum Terpisah

Sebelum jiwa, roh, dan raga menjauh,
sebelum detak jantung tenggelam dalam hening,
kubisikkan syukur pada hal kecil yang hadir,
setiap embusan angin, setiap sentuhan lembut pagi.

Saat kuarahkan pandang pada sinar yang terang,
bayangan kelam menepi di belakang.
Dan saat pikiran bersenandung riang,
langkahku tergerak, penuh ilham dan harapan.

Ketika hati penuh dengan rasa cukup,
hidup terasa tenang, damai tanpa batas.
Seperti danau tanpa riak di penghujung senja,
semakin lama, semakin tenang jiwa.

Sebelum waktu berhenti dan membekukan sisa napas,
aku ingin merasakan damai dalam syukur yang ikhlas.
Karena semakin banyak aku menghargai hidup ini,
semakin terasa indah, hingga akhir nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun