Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menyapa Pagi dalam Kesenyapan

17 Oktober 2024   05:40 Diperbarui: 17 Oktober 2024   09:41 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi datang mengetuk lembut,
dengan cahaya asa yang melimpah,
namun diri ini tuli pada dunia,
tak mendengar suara sekitar,
tenggelam dalam hiruk pikuk digital,
meninggikan ego dalam kesunyian maya.

Nada-nada buatan merayap di telinga,
melupakan harmoni alam yang nyata,
lupa akan cinta yang tercurah dari sesama,
dan bisikan lembut angin yang menyapa.

Di tengah senyap yang terasa penuh,
terbelenggu dalam kebisingan tanpa makna,
aku rindu suara alami semesta,
nyanyian burung, gemerisik daun,
detak hati yang berpadu dengan tanah,
semua yang dulu kurasa, kini tersamarkan.

Mungkin saatnya berhenti sejenak,
melepaskan dunia yang hampa suara,
dan menyapa pagi dengan jiwa yang peka,
menyerap cinta dari alam,
dan kembali mendengar,
keindahan yang sejati,
yang selalu ada, namun sering terabaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun