Agar para peserta didik sebagai obyeknya kelak memiliki kemampuan unggul. Sementara swasta bisa terlibat dengan mengkoordinasikan kebutuhannya kepada institusi pendidikan terkait, agar kurikulum yang dirancang dan lulusan yang hadir sebagai keluaran (output) mampu diserap oleh lapangan kerja yamg tersedia.Â
Konkritnya, pada masa pendidikan di level sekolah/kampus, setiap peserta didik bisa terlibat dalam magang, kuliah kerja praktek, atau pelatihan-pelatihan intensif yang relevan untuk meningkatkan keterampilan mereka.
Mengasah Keterampilan Masa Depan
Bagaimana dengan peserta didik, siswa maupun mahasiswa, apa yang bisa dilakukan atau peranan apa yang bisa dilaksanakan dalam untuk merespon situasi saat ini dan di masa mendatangi?Â
Bila dibedah, 10 keterampilan masa depan versi WEF di atas tadi, maka secara ringkas dapat dibagi dalam 3 pembahasan utama, pertama, kompetensi dasar, poin (1) Inovasi dan pemikiran analitis (2) belajar aktif (3) kreativitas, orisinalitas, dan inisiatif, (5) pemikiran kritis dan analisis 6) pemecahan masalah yang kompleks (9) nalar dan dapat memecahkan masalah (10) evaluasi dan analisis sistem, merupakan keterampilan dasar yang wajib dimiliki oleh setiap peserta didik.Â
Bila pengetahuan bisa dengan mudah dimiliki melalui buku dan mesin pencari di internet, namun tidak dengan sejumlah keterampilan yang hanya biasa dibentuk melalui pengalaman.
Sehingga, selain pembelajaran formal di kelas, pembelajaran informal melalui kegiatan organisasi, aktivitas sosial kemasyarakatan, merintis usaha (start-up), dan agenda lainnya yang punya misi mengasah keterampilan dasar ini, seperti seminar, konferensi, hingga workshop menjadi urgen untuk diikuti.
 Artinya sejak awal para pendidik dan orangtua di masa kini tak lagi fokus pada pencapaian nilai akademis, agar kemampuan anak atau peserta didik semakin adaptif dengan tantangan zaman.
Kedua, kompetensi lanjut, poin (4), yakni pemrograman dan desain teknologi merupakan keterampilan yang hadir seiring kemajuan ekstrim dari teknologi yang berujung pada terhapusnya beberapa pekerjaan, namun menciptakan pekerjaan lain yang mensyaratkan keterampilan tingkat tinggi.Â
Di masa Industri 4.0 sekarang, aktivitas ekonomi mulai mengandalkan robot, kecerdasan buatan, mesin pembelajaran, analisis prediksi, mesin terkoneksi, dan The internet of Things. Sehingga, pemilihan fokus studi/minat belajar bisa sejak dini diarahkan untuk menguasai salah satu bidang tadi. Agar kebutuhan sumber daya manusia yang diperlukan kelak bisa dipenuhi oleh pasar tenaga kerja domestik.
Selama ini muncul keluhan minimnya lapangan kerja atau banyaknya pengangguran. Namun sebuah kontradiksi terjadi, ketika situs jejaring sosial semacam LinkedIn yang rutin mewartakan peluang lowongan kerja sering tak memperoleh kandidat yang sesuai.Â