Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Jadi Suami Jangan Gampang Mengadu ke Orangtua

26 Januari 2025   12:09 Diperbarui: 26 Januari 2025   12:58 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
anak sungkem ke ibu- dokpri

Seorang teman baik bercerita, saudara tuanya -- laki-laki---punya kebiasaan mengesalkan. Yaitu kerap merepoti ibunya yang sudah sepuh, padahal sudah berkeluarga tinggal di tanah perantauan. Si saudara tua, anaknya -- berarti cucu si ibu---kuliah bahkan ada yang sudah menikah.

Sampai-sampai teman ini gregetan, kelau orang dimaksud pulang kampung. Tiba-tiba ada saja disampaikan, sehingga tabungan ibunya -- pas dichek--berkurang. Entah soal bayaran uang kuliah yang telat, uang sewa kost nunggak dan lain sebagainya.

Yang membuat gemas, peristiwa semisal terjadi berulang-ulang. Baik yang terang-terangan, maupun secara sembunyi-sembunyi -- tanpa ketahuan saudara lain. Ketahuan teman ini, ketika si ibu minta tolong nge-print buku tabungan. Terdeteksi ada transaksi, berupa transfer ke rekening kakaknya.

Ibunya juga susah diberi masukan, agar tidak menuruti permintaan si anak. Karena kalau ada apa-apa, teman ini ikut repot karena serumah dengan ibu.

"Terus, piye ngene iki, judeg aku?" tanya-nya sembari menampakan kerut wajah kesal.

----

Sebagai orang di luar circle, saya berusaha melihat netral tanpa memihak. Toh, hanya diminta tanggapan. Meski demikian, saya memberi penilaian sesuai hati nurani dan sikap saya. 

Soal kebiasaan kakak laki-laki, seratus persen saya tidak setuju. Sikap dan keputusannya -- merepotkan orangtua--, saya sama sekali tidak membenarkan. Sebagai orang yang beranak-pinak, semua keputusan wajib ditanggung sendiri risikonya.

Bagi saya, berani menikah berarti bisa memosisikan diri sebagai pribadi mandiri. Segala konsekwensi di rumah tangga, bersama pasangan dicarikan jalan keluar. Jangan sedikit- sedikit, melibatkan orangtua turun tangan. Mereka sudah cukup dibebani, semasa anak-anaknya belum dewasa.

suasana ijab qobul- dokpri
suasana ijab qobul- dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun