Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Utang Bukan Sekadar Soal Uang tapi Kredibilitas

23 Januari 2025   16:28 Diperbarui: 23 Januari 2025   21:15 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mesin pembuat kopi- dokpri

Namun berutang musti dibarengi niat baik, yaitu membayar sesuai kesepakatan. Kalau di waktu dijanjikan, nyatanya uang benar-benar kosong. Sebaiknya disampaikan, jangan lantas menghindar bahkan menghilang. Utarakan dengan kalimat yang santun, minta penangguhan waktu membayar.

Utang ibarat pedang bermata dua. di satu sisi melegakan disisi lain mengikat.  Memang lega rasanya, saat kondisi sempit bisa memenuhi kebutuhan. Tetapi jangan abai, ada kewajiban membayar uang orang.

Berutang, adalah mempertaruhkan kredibilitas. Kalau tidak membayar utang, artinya siap menghancurkan nama baik diri. Akibatnya cukup fatal, baik untuk jangka pendek maupun panjang. Niscaya kepercayaan orang luntur, pada yang sengaja mangkir membayar.

Saya yakin, Kompasianer pasti mengimani. Bahwa utang akan dibawa mati, sedemikian dahsyatnya dampak tidak membayar utang. ---wallahu'alam bishowab.

Utang Bukan Sekadar Soal Uang tapi Kredibiltas

mesin pembuat kopi- dokpri
mesin pembuat kopi- dokpri

Suatu waktu, teman lama pernah satu kantor berkirim kabar. Bahwa ada restoran, minta dibuatkan video untuk promosi paket di hari besar. Selain mendapat menu direview, saya juga mendapatkan hak berupa fee.

Teman ini, kerap berbagi pekerjaan. Selain juga pemilik usaha rumahan, pertemanan dengan pelaku UMKM lain lumayan banyak. Kami punya kesepakatan, soal besaran pembagian fee. Kalau ada pengguna jasa, melalui jalur beliau.

Saya pribadi tidak kaku soal harga, terutama pada pelaku usaha kecil. Tidak jarang digratiskan, membayar dengan makanan yang sedang direview. Itung-itung membantu promosi, orang yang butuh tetapi tidak ada budget.

Tetapi kalau skala usaha-nya besar, misalnya sekelas resto atau caffee di Mall. Biasanya kami akan nego harga, sebelum terjadi kesepakatan.

Setelah kami sepakat, maka saya ke restoran dimaksud mengambil video. Setalah editing dan approval, diposting di medsos sesuai jadwal disepakati. Semua proses berjalan lumayan mulus, sampai pada hari pembayaran.

Gelagat mangkir mulai terbaca, ketika teman penghubung mengulur ulur waktu. Dari restoran mengaku sudah membayar, ditransfer ke rekening teman penghubung. Janji sehari dua hari ditunggu, seminggu dua minggu dijabani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun