Sementara kami kebanyakan lulusan SMA, karena tuntutan keadaan musti menghidupi diri sendiri. Diantara kami ada dari Ngawi sebagai office boy, yang dari Nganjuk bekerja di supermarket. Ada yang menjadi petugas Koperasi, ada yang bagian delivery di restoran cepat saji, dan lain sebagainya.
Pada senior ganteng lulusan kampus ternama, hati saya membrontak keras. Mengingat beliau harusnya menafkahi, bahkan sudah punya anak bayi. Terus apa guna ijazah kampus bergengsi, terus di mana harga dirinya di hadapan kami lulusan SMA.
----
Dan keadaan serupa, saya dapati di tempat dan kenalan lain. Laki-laki yang mustinya, menjaga harga dirinya dengan bekerja. Tetapi mengabaikan kemuliaan itu, menelantarkan istri dan anak yang menjadi tanggung jawabnya.
Wahai para lelaki, bersamai ucapan manis itu dengan manis di sikap perilaku. Bergelar memang baik, tetapi anutlah ilmu padi. Bertambahnya usia, seharusnya alasan untuk membuatmu lebih bijaksana. Bergaya sewajarnya, tepiskan sikap jumawa.
Karena lelaki sejati bukan janjinya, tetapi komitmenya. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H