Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Rayakan Kebahagiaan Meski Esok Masih Melelahkan

5 Januari 2025   15:32 Diperbarui: 5 Januari 2025   15:32 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
siluet keluarga- sumber gambar ; cahayanabawi.com

Tapi tidak pilihan lain, kecuali menghadapi dan memanjangkan sabar. Tetap rayakan saja bahagia, meski dalam wujud yang sederhana. Misalnya bisa makan bareng, meski menunya tidak istimewa. Melihat anak istri sehat, anak bersemangat belajar. 

Jadikan semua yang indah itu, sebagai sebab kebahagiaan.  Meski esok hari, perjalanan melelahkan itu musti dilanjutkan.

Rayakan Kebahagiaan Meski Esok Masih Melelahkan

bapak penjual makanan keliling- dokumentasi pribadi
bapak penjual makanan keliling- dokumentasi pribadi

Mari kita usahakan rumah tangga yang bahagia. Meski keuangan belum stabil, mari tetap jalan-jalan meski jajan di pinggir jalan. Semua kebahagiaan dirayakan, meski besok perjuangan lebih melelahkan. Akun Cahaya Islam

Status medsos di atas, sangat menyentuh dan membuat saya meleleh. Seperti berkaca, pada aneka kisah pernah kami alami. Bahwa di perjalanan berumah tangga, kami telah merasakan aneka rupa keadaan. Termasuk berada di keuangan menipis, bersamaan datang kebutuhan yang tidak disangka.

Pernah merasakan, kenikmatan di saat sedang lapang. Tabungan lumayan banyak, makanan di meja berlimpah bahkan di dalam kulkas. Saya dengan kesibukan yang padat, tidak sempat makan di rumah.

Setiap keadaan ganti berganti, tinggal bagaimana setiap kita menyikapi. Sedang terpuruk atau bangkit, adalah ujian yang diberikan Sang Khaliq pada hamba-NYA.

------

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Hujan sangat deras di sore itu, ruang tengah -- di rumah kami-- bocor lumayan besar. Saya dan istri berhamburan, mencari ember dan alat pel. Berjibaku mengendalikan air, supaya tidak meleber ke mana-mana.

Sembari menampung di ember, saya menyerok air ke arah teras. Istri mengepel sisa air, agar tidak menyebar ke kamar.  Untungnya hujan tidak terlalu lama, sehingga keadaan bisa lekas diselesaikan.

Setelah hujan benar-benar reda, saya naik ke genteng bermasalah. Ternyata ada kayu musti diganti, karena patah dimakan usia. Sementara tabungan benar-benar menipis, kami kebingungan mencari cara membetulkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun