Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Sayangi Ibumu Secara Tangguh dengan Tidak Merepotinya Saat Sepuh

12 November 2024   15:44 Diperbarui: 13 November 2024   19:10 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh sangat unik dan aneh (menurut saya), kecamuk yang ada di benak ibu. Otak saya yang cetek ini, tidak sanggup mencerna kenyataan demikian. 

Semengesalkan apapun perilaku anak, faktanya ibu tidak pernah sedikitpun tidak memberi maaf.  Sebesar dan sehebat apapun kesalahan, anak tetaplah anak yang sangat dikasihi. Tak ada ruang di hati ibu, untuk membenci darah dagingnya sendiri.

Sayangi Ibumu Secara Tangguh dengan Tidak Merepotinya Saat Sepuh

(Dokumentasi pribadi)
(Dokumentasi pribadi)

Menyayangi ibu -- dan ayah tentunya--, sebenarnya sangat bisa dilakukan dengan cara sederhana. Bagi anak yang sudah dewasa, cukup dengan tidak menambah beban pikiran orangtua. Pada anak masuk usia baligh, telah digenapkan  nalar menakar risiko perbuatan. Apapun konsekwensi keputusan anak, harusnya dia siap menanggung.

Bagi anak laki-laki sudah menikah, di pundaknya diamanahi tanggung jawab menafkahi anak dan istri.  Lakukan tugas itu, dengan kekuatan dan jerih payah sendiri. Tegaskan pada diri, siap menyelesaikan kesulitan tanpa melibatkan orangtua.

Toh, orangtua sudah cukup masanya bersusah payah, mengantarkan anak hingga dewasa. Sudah tidak waktunya, ikut memikirkan kebutuhan anak apalagi cucu.

Justru kalau rezeki anak sedang berlebih, sisihkan persembahan pada ibu. Sudah tiba waktunya berbakti, membalas budi mewujudkan rasa sayang.  Sejatinya yang dipersembahkan kepada ibunda, niscaya kan berbalik pada si anak.

Bahwa menerbitkan senyum di bibir ibu, akan menghadirkan ridho ibu. Kemudian menumbuhkan keajaiban, terbukanya rejeki dari pintu-pintu tidak terduga. Keyakinan ini harus dihunjam, agar semakin kuat tekad berbakti.

Menyayangi orangtua, memang musti diperjuangkan. Menyesuaikan situasi kondisi setiap anak, agar setiap keadaan berjalan nyaman.  Layaknya orangtua telah berkorban, sangat wajar anak melakukan hal semisal.

Sayang anak pada ibu musti tangguh, setangguh sayang ibu pada anak. Apalagi setelah ayah tiada, dan ibu di fase usia senja. Anak musti menunjukkan, ketangguhan menyayangi ibu. 

Kalau belum bisa berkirim bulanan, setidaknya jangan merepoti ibu.

--------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun