Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sesyahdu Itu Makan Nasi Jamblang di Atas Kereta

22 Oktober 2024   23:09 Diperbarui: 23 Oktober 2024   09:33 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi tahun 1999

Sudah tak terhitung, berapa kali saya naik kereta api. Sependek ingatan, kali pertama berkereta saat mulai berani bepergian jauh sendiri. Kala itu sedang liburan (kenaikan kelas 3  SMA tahun 1991 -- jangan itung umur yes, hehehe ), saya naik kereta ekonomi dari stasiun Madiun turun di Jakarta Gambir.

Kemudian di medio 90-an akhir, untuk sebuah pekerjaan saya naik Kereta eksekutif. Saya masih ingat, petugas membagikan makan malam setelahnya menyusul selimut. Pada pagi hari selimut diambil, dan disuguhi teh atau kopi hangat dengan snack.

Sekira tahun 2009, kebijakan tuslah (layanan makanan) ditiadakan. Pelanggan diberi keleluasaan, bisa memesan menu sesuai selera di gerbong restorasi -- berbayar ya.

Menyoal kuliner di masa sekarang, saya mendapati kemajuan yang luar biasa. KAI di bawah kepemimpinan Didiek Hartantyo, cukup inovatif di beberapa lini. Salah satunya soal kuliner, yang dikreasikan dengan sangat menarik.

Ada program kuliner yang unik, menu disajikan adalah menu lokal khas daerah tertentu. Dan semakin unik lagi, menunya menyesuaikan kota sedang dilintasi kereta.

Saya pernah bersantap nasi jamblang, persis saat kereta melintasi kota Cirebon. Menu disajikan dengan sangat estetik, benar-benar menggugah selera makan.

Sesyahdu itu makan nasi jamblang di atas kereta, sembari menikmati suasana Cirebon dari balik jendela kaca.  

Bener-bener deh, menjadi pengalaman kulineran tak terlupakan.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

------

"Numpak kereta wae penak, nanti biar dijemput di stasiun," pesan ibu

Sukses bepergian sendiri ke Jakarta, rasa percaya diri remaja desa ini bertumbuh dengan pesatnya. Bapak dan ibu sudah tidak lagi kawatir, melepas bungsunya ke Jogjakarta, Surabaya, dan kota-kota lainnya.

Saya turut mengalami, naik kereta api ekonomi dan duduk di lantai berdesak-desakan. Penjual makanan, minuman , mainan ikut nimbrung, menapak di setiap jengkal lantai kereta yang tersisa. 

Kalau pagi hari tiba, penjual nasi bungkus berebut jualan dari celah jendela. Siang sedikit, ada pengamen, bahkan ada yang minta-minta, campur aduk pokoknya.

Kebiasaan berkereta terus terpertahankan, sampai saya menikah dan menetap di kota Tangerang Selatan. Mudik lebaran bareng keluarga, berbuka dan sahur di kereta dengan menu kesukaan.

Pun sampai sekarang, saya masih setia berkereta. Untuk urusan pekerjaan, saya pernah naik kereta ekonomi new generation, juga naik kereta panoramic saat perjalanan ke Garut.

Naik dua kereta baru itu, cukuplah bukti bahwa PT. KAI tak henti berinovasi.

Sesyahdu Itu Makan Nasi Jamblang di Atas Kereta

kolase- dokumentasi pribadi
kolase- dokumentasi pribadi

Saya merasa sangat beruntung, pernah naik kereta saat ada program Hidden Culiary. Ketika itu akhir bulan Desember 2022, sedang ada perjalanan dinas ke Yogyakarta dengan Kereta Taksaka. 

Karena rasa penasaran yang besar, saya bertanya pada prami dan prama yang bertugas saat itu.

Menurut penjelasan petugas, program "Hidden Culinary", adalah upaya KAI Service menghadirkan kuliner khas daerah di atas kereta. 

Agar cita rasa autentic didapati, maka digandeng pelaku UMKM setempat. Bahkan sampai pengadaan bahan baku seperti daging, sayur, dan beras juga dipasok oleh UMKM. Sekeren itu KAI.

Ketika jam makan siang tiba, saat kereta sedang melintasi kota Cirebon. Nasi jamblang bu nur dan empal gentong khas Cirebon, menjadi menu santap siang saya waktu itu.

Melihat penampakan yang estetik, membuat saya langsung jatuh suka. Dua kepal nasi putih dibungkus daun jati, di Cirebon disebut nasi jamblang.  Soal bungkus daun jati, mengingatkan pada masa kecil di kampung halaman. Dulu sarapan pecel madiun, dibungkus daun jati.

penampakan nasi jamblang- dokpri
penampakan nasi jamblang- dokpri

Kembali ke nasi jamblang, siang itu dipadukan semur kentang dengan kuah encer. Kemudian ada tempe goreng, tahu tepung, paru goreng dan sate usus, ditata rapi memenuhi kotak. Ditambah empal gentong, membuat suasana Cirebon semakin megang.

Pelanggan diberi keleluasan, bersantap di gerbong restorasi atau tetap di kursi diduduki. Saya memilih yang kedua, menikmati nasi jamblang sembari melihat suasana Cirebon dari balik jendela kaca.

Masih informasi dari prami prama, hidden kuliner menyediakan menu daerah lain tak kalah unik. 

Seperti  lontong kapuan khas Cepu, disajikan di perjalanan Argo Bromo Anggrek. Tahu bakso, tahu petis, loempia khas Semarang, tersedia untuk perjalanan KA Argo Sindoro, dan seterusnya dan seterusnya.

Saya yang merasakan pengalaman baru kulineran di atas kereta, pengin merasakan menu daerah lain di perjalanan yang lain. 

Oke, mungkin menu serupa bisa dibeli di kota asal atau di Jakarta. Tetapi sembari bersantap di perjalanan kereta, hanya bisa didapatkan di KAI.

----

sumber gambar dokpri
sumber gambar dokpri

Terobosan Dirut PT. KAI, Didiek Hartantyo, menurut saya sudah bagus. Secara personal, saya sampai terngiang-ngiang dengan pengalaman kulineran itu.  semoga di perjalanan berikutnya, bersamaan dengan hidden culinary lagi.

Sebagai masyarakat, saya berharap layanan yang ada terus ditingkatkan. Sehingga membentuk keterikatan batin, pelanggan dengan KAI. 

Dan saya yakin, kemungkinan pelanggan lain merasakan pengalaman kuliner seperti saya. Entah di menu yang mana, entah di perjalanan dengan kereta yang mana .

Sesyahdu itu makan nasi jamblang di atas kereta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun