Saya besar di era 80-an, saat nama Ikang dan Marissa sedang jaya-jayanya. Saat berita keduanya menikah, saya masih berseragam biru putih. Sebagai pasangan orang terkenal, kehidupan keduanya sering menjadi bahan pemberitaan.
Mulai berita mengenakkan, apalagi berita tak mengenakkan. Berita perseteruan, pun berita kehidupan pernikahan. Saat itu belum ada medsos, jadi media mainstream-lah yang menggoreng.
Saya yang masih usia remaja (ketika itu), mengikuti beritanya melalui tabloid mingguan, koran harian---Â saat itu tv belum ada acara gosip.
Dan Ikang Fawzi, suami yang pasang badan ketika istrinya diberitakan tidak baik. Membela semampunya, membela sebisanya, tanpa tanggung-tanggung.
Di sebuah artikel Ikang mengaku, menerima apapun keadaan istrinya. Baik buruknya, kelebihan kekurangannya, sampai hanya rasa cinta yang dipunyai. Atas penerimaan itulah, membuat hubungan keduanya langgeng.
Terbukti hanya maut memisahkan, dan kita bisa menjadi saksi perjalanan keluarga ini. Saya pribadi, salut pada pasangan pesohor yang bisa menjadi panutan. Mengingat pasangan selebritis umumnya, tidak lama berumah tangga.Â
Semoga kesetiaan sang suami, terus terjaga dan dipersuakan di jannah-NYA---aamiin.
Bela Istrimu Jika DirendahkanÂ
Bela istrimu, jika ada anggota keluargamu ada yang menghina atau menyudutkan. Karena bila istrimu direndahkan oleh orang lain, itu berarti dia merendahkanmu juga. Dalam menjalani rumah tangga, jangan biarkan istrimu terluka batinnya karena perkataan orang lain.
Harus diingat.. Bahwa sebelum menikah, istrimu dulu selalu dibela dan hidup bahagia dengan orangtuanya sampai akhirnya dia memutuskan untuk hidup bersamamu. (akun Penyejuk Hati)
Setelah ibu mertua meninggal, menyusul tiga tahun kemudian ayah mertua meninggal. Yang dipunyai istri, adalah saya dan anak-anak. Saya sangat memaklumi, kalau istri sangat tergantung dengan saya.
Meski kami keluarga besar, saudara sudah punya kehidupan sendiri-sendiri. Kakak-kakak dengan keluarganya, prioritas mengantar anak-anak sampai dewasa dan mandiri.