Ina Rachman menambahkan, soal pembagian hak waris sebenarnya bisa diatur melalui beberapa cara. Sekiranya dengan aturan adat, membuat perempuan berada dalam posisi lemah (tidak mendapatkan warisan). Bisa menggunakan pembagian warisan dengan hukum agama, yang kalau di Islam perempuan mendapatkan bagian waris.
Benar, bahwa hitungan waris laki-laki dan perempuan (di Islam) tidak sama, alasannya anak laki-laki memikul tanggung jawab lebih besar yaitu terhadap keluarganya. Sementara warisan untuk perempuan, untuk dirinya sendiri. Namun ahli waris perempuan (yang sudah menikah), juga merasakan bagian waris dari pihak suami..
Kemudian narsum menegaskan, soal teknis pembagian warisan sebaiknya disepakati semua pihak yang terlibat. Sehingga bisa clear di awal, sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
Menyikapi Budaya Patriarki di Pernikahan Adat Batak
Kalian yang sudah menikah, kemudian memakai ritual adat satu daerah. Saya yakin, pasti sudah merasakan bagaimana effort-nya. Saya yang menikah dengan adat Jawa, ada acara siraman ada temu keluarga manten dan sebagainya. Tetapi semua dijalani dengan suka cita, karena dilakukan tanpa paksaan.
Termasuk ritual pernikahan adat Batak, prosesnya bisa dibilang tidak sebentar. Martha menambahkan, bahwa pernikahan di adat Batak bukan lagi pernikahan dua mempelai, tetapi ibarat pernikahan dua keluarga besar.
Sehingga dua keluarga dilibatkan, dari satu ritual ke ritual berikutnya. Pemilik hajat musti mempersiapkan (dalam hal ini)Â budget, yang tidak sedikit salah satunya untuk ulos. Setiap orang mendapatkan satu ulos, belum lagi konsumsi dan lain sebagainya.
WBE 24, membantu calon pengantin dan keluarga, menyiapkan pernikahan adat Batak (atau nasional) dengan detil idampingi ahlinya. Banyak vendor pernikahan mengisi booth WBE 24, siap membantu calon penganten dan keluarga.
Balik lagi ka talk show harta tahta wanita bersama Ina Rachman, lelaki sejati adalah lelaki yang menjunjung harga diri. Setelah menikah, lelaki bertanggung jawab soal nafkah (harta) keluarga. Tahta atau kedudukan menjadi hal tak bisa dipandang sebelah mata, semua dilakukan demi wanita (istri) yang dicintai.
Budaya patriarki musti disikapi dengan benar oleh lelaki, untuk melindungi perempuan yang dinikahi. Sehingga peran laki-laki dan perempuan seimbang, keduanya bekerjasama dan saling mengisi. Bagaimanapun adat istiadat, pasti memiliki tujuan yang baik. Manusianya yang musti bijak, menyikapi adat istiadat.