Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menemukan Cinta Sejati di Pernikahan Opa Tjip dan Oma Rose

30 Agustus 2024   14:16 Diperbarui: 30 Agustus 2024   14:21 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ; kompasiana

Kali pertama, saya mengenal nama Opa Tjiptadinata Efendi. Melalui tulisan- tulisan beliau, yang tayang rutin di blog UGC Kompasiana. Kala itu tahun 2014, saya baru membuat akun dan menulis di Kompasiana.

Siapa nyana, beberapa bulan setelah menulis di Kompasiana. Saya berkesempatan bersua, dengan pasangan serasi Opa Tjip dan Oma Rose. Ketika itu di acara kompasianival 2014, diadakan di Sasono langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah.

Kali pertama bertemu, kami saling menyapa, berjabat tangan dan tidak ada rasa canggung. Ngobrol bersama Kompasianer's lain, kemudian berfoto bersama.

Sebagai pasangan suami istri, kesan mesra sangatlah kental saya tangkap. Meski telah puluhan tahun berumah tangga, Opa tampak sangat perhatian dengan Oma. Saya memang tidak mengenal dekat, tetapi saya bisa merasakan ada cinta sejati bersemanyam di hati keduanya.

Bagi saya yang sangat junior, dengan usia pernikahan jauh dibawah pasangan Opa Oma ini. Keduanya tentu menjadi inspirasi, soal merawat dan memupuk kasih sayang. Saya berharap dengan sungguh, bisa memiliki pernikahan yang langgeng hingga hanya maut memisahkan---aamiin.

-----

Jujurly, di dunia tulis menulis Opa Tjip menjadi salah satu panutan. Saya pernah membaca tulisan Opa Tjip, tentang target one day one post. Komitmen itu (setau saya) terpertahankan, bahkan sampai tulisan ini dibuat.

Dan beberapa tahun belakangan, saya mengikuti target posting satu artikel satu hari. Kemudian manfaatnya saya rasakan, yaitu pikiran terasah dan produktif. Ketika masa pandemi, saya memulai sehari posting satu tulisan. Konon melalui kegiatan menulis, bisa membantu menghindari pikun.

Pun, soal membangun rumah tangga. Lagi-lagi, pasangan Opa Tjip dan Oma Rose menjadi panutan. Keduanya telah menempuh liku-liku pernikahan, bertahan hingga menuju 60 tahun.

Bukan perjalanan yang singkat, tentunya sarat dengan kisah jatuh bangunnya. Pernikahan yang terjalin dari 2 januari 1965 itu, masih sedemikian kokoh dan kukuhnya.

Bener-bener deh, saya musti banyak banyak belajar dari keduanya,

Menemukan Cinta Sejati di Pernikahan Opa Tjip dan Oma Rose 

sumber gambar ; kompasiana
sumber gambar ; kompasiana

Tahun depan, insyaallah tahun ke duapuluh usia pernikahan saya dan istri. Di beberapa tulisan, saya menyepakati tentang menikah itu berat. Ibarat mengarungi samudra dengan tenang dan ombaknya, kapal bisa karam kalau tak pandai menahkodai.

Saya sangat salut, pada pasangan langgeng yang bersetia pada pasangan. Mereka saya kategorikan orang hebat, karena selalu berusaha mengelola ego-nya. Yaitu selalu menimbang perasaan pasangan, sebelum mengambil keputusan.

Bercermin, berguru dan belajar, kepada orang-orang hebat dan terbukti tangguh di kehidupan pernikahan. Adalah jalan ninja saya, untuk mengais ilmu berumah tangga. Dan melalui artikel- artikel,  tentang Opa Tjip dan Oma Rose, saya mendapati insight.

Misalnya kisah, saat Opa Tjip dirundung masalah ekonomi dan terserang penyakit berat. Beliau mengaku hampir mati, sampai lupa tanda tangan, lupa uang dan lupa segalanya. Kemudian kesetiaan sang istri teruji, sejengkalpun tak meninggalkan suami.

Oma Rose dengan penuh kesabaran, mendampingi Opa Tjip dalam kondisi apapun. Mutiara itu bernama cinta sejati, mulai tertanam di sanubari keduanya.

Dari sekian tulisan perjalanan pernikahan mereka, ada pesan kuat yang saya tangkap. Sikap saling menghormati dalah kunci, untuk mengarungi kehidupan pernikahan. Saling percaya dan membuang jauh sifat curiga, membuat pasangan merasa nyaman.

Saya mempercayai pengakuan Opa Tjip, di jelang 60 tahun pernikahan, istrinya tidak pernah membuka dompetnya dan sebaliknya, kecuali kalau diminta.

Selain itu menerima kekurangan, saling melengkapi satu sama lain. Menjadi hal yang tak kalah penting, untuk menjalani sebuah pernikahan.

Terkesan sangat sederhana, tetapi haqul yakin, sangat sulit diterapkan. Apalagi ketika salah satu sedang egois, maka pasangan mustilah bersedia mengalah.

Di ujung tulisan ini, saya ingin mengucapkan selamat ulang tahun pernikahan ke 60, untuk Opa tjiptadinata Efendi dan Oma Roseline Eefendi. Pasangan ideal, terus menginspirasi bagi kami pasangan masih junior ini. -- wassalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun