Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tak Ada Perjalanan Hidup yang Tak Menarik

9 Juli 2024   16:54 Diperbarui: 9 Juli 2024   16:54 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasianer's, saya pernah berada di satu titik kehidupan. Yaitu merasakan, bahwa hidup seolah sedang tidak berpihak pada saya. Hari berjalan terasa datar dan statis, saya merasa tak ada pencapaian bisa diraih. Di benak bergumul gelisah, ada dan atau tiadanya saya tak berpengaruh apa-apa.

Sedih pastinya, hidup terasa tiada arti dan hampa. Disatu sisi saya tak punya pilihan, kecuali menjalani, kecuali menghadapi yang ada. Suka tidak suka, sepakat atau menolak, menyangkal atau menerima, hidup musti terus berjalan.

Bahwa masih ada jatah waktu di dunia, yang belumlah usai dijalani. Bahwa masih ada tugas kehidupan menanti, belumlah tuntas untuk ditunaikan. Tetapi bahwa ras jenuh, bosan itu, teruslah bergelayut.

Semnetara saya ada istri dan anak-anak, menjadi tanggung jawab yang musti dipenuhi. Ada tugas menafkahi, ada tugas mendidik dan mengantar hingga anak-anak dewasa. Keputusan yang saya ambil, pasti akan berdampak pada mereka.

"Lu, mah enak, masih bujang, sudah punya rumah, dsb...."

"Lu, enak. Gue nih, musti nanggung bebang keluarga, dsb..."

Kalimat seperti di atas, kerap terdengar saat ada yang curhat. Seolah adu nasib, yang ujungnya membuat rasa kesal mengemuka.

Padahal, masalah setiap orang tidak bisa diperbandingkan. Tantangan setiap orang, tidak bisa dipersandingkan. Saya sangat yakin, setiap orang punya pergulatannya masing-masing.

-----

Belakangan di youtube, saya menyimak beberapa kajian Angelina Sondakh. Nama yang mungkin, bagi sebagian Kompasianer's tidak asing. Jalan hijrah diambil, telah mengubah cara berpikir dan mengambil keputusan.

Ibu satu anak ini, pernah dinobatkan sebagai Puteri Indonesia tahun 2001. Wajah yang menawan, ditunjang kepintaran akademik mumpuni. Membuatnya, kerap wira-wiri di layar kaca kala itu. Pernah enjadi presenter acara bincang-bincang, dan diundang sebagai bintang tamu. 

Menikah dengan (alm) Adjie Masaid, Aktor ternama yang anggota parlemen. Sekitar 3 tahun pernikahan, sang suami meninggal dunia.  Perjalanan hidup perempuan yang biasa disapa Anggi ini, bak roller coaster. 

Saat menjadi anggota DPR RI (2009-2014), terjerat kasus korupsi dan suap proyek Hambalang. Putusan hakim menyatakan, Anggie musti menjalani hukuman penjara. Baru dinyatakan bebas, setelah menjalani hukuman selama 10 tahun.

Pergulatan batin di balik jeruji besi, mengantarkan Anggie seperti sekarang. Memperdalam agama Islam, meluangkan waktu bersama anak semata wayang. Angelina Sondakh sering mengisi kajian, baik online maupun offline.

Ada satu materi, yang lumayan menyentuh batin ini. Saya terinspirasi, mempengaruhi cara berpikir, bersikap dan bereaksi. Bahwa setiap kita, sudah seharusnya memperbanyak syukur dan mengurangi keluh.

Tak Ada Perjalanan Hidup yang Tak Menarik

sumber gambar ; kompas.com
sumber gambar ; kompas.com

Menyimak satu materi kajian, mengisahkan kehidupan di penjara dialami Anggie. Selain sarat pelajaran, juga menarik untuk direnungkan. Bertubi-tubinya permasalahan dihadapi, naik turunnya emosi, cara mengusir kebosanan yang sangat. Semua dijalani Anggie dengan telaten, dan mengantarkan pada keberserahan.

Rutinitas pagi di penjara, kemudian disambung sholat duha dan khatam Quran. Mengaji dan mendalami artinya, sehingga hati tergetar mendengar ayat suci dilantunkan. Tentu bukanlah perjalanan batin yang mudah, dan tidak bisa hanya sebentar.

Mengingat Angelina Sondakh, adalah seorang mualaf. Yang masuk islam, karena pernikahannya dengan Adji massaid. Namun sepeninggal almarhum, keislamannya semakin diperdalam. Di saat-saat perjalanan hidup, sedang berada di fase penuh tantangan.

-------

dokpri
dokpri

Saya pribadi, pun teman-teman Kompasianer's. Pasti tak lepas, dari batu ujian kehidupan. Masing-masing telah digariskan jalan takdir, untuk dijalani dengan sebaik-baiknya.

Ya, senangnya ya sedihnya. Lapangnya pun sempitnya, masa kayanya atau episode miskinnya. Berjaya yang berganti jatuhnya, dan seterusnya dan seterusnya. Semua kejadian yang dialami, sudah menjadi satu paket yang musti dijalani. Kita musti banyak belajar, mengambil hikmah dari setiap keadaan.

Tapi percayalah, setelah lepas dari keterpurukan dengan selamat. Nantinya ketika kepahitan itu dikisahkan ulang, kan menjadi cerita yang menarik. Perjalanan yang mengantarkan pelakunya, menjadi pribadi lebih bijak. Perjalanan yang mendekatkan pelakunya, kepada sikap dewasa.

Selama setiap orang, menjalani tahapan dihadapi dengan baik. Niscaya, tak ada perjalanan hidup yang tak menarik. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun