Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tak Ada Perjalanan Hidup yang Tak Menarik

9 Juli 2024   16:54 Diperbarui: 10 Juli 2024   08:21 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ; kompas.com

Kompasianer's, saya pernah berada di satu titik kehidupan. Yaitu merasakan, bahwa hidup seolah sedang tidak berpihak pada saya. Hari-hari berjalan begitu datar dan statis, saya merasa tak ada pencapaian bisa diraih. Di benak ini bergumul gelisah, ada dan atau tiadanya saya , seperti tak membawa pengaruh apa-apa.

Sedih pastinya, hidup terasa tiada arti dan hampa. Disatu sisi kita manusia tak punya pilihan, kecuali menjalani, kecuali menghadapi yang ada. Suka tidak suka, sepakat atau menolak, menyangkal atau menerima, hidup musti terus berjalan.

Bahwa masih ada jatah waktu di dunia, yang belumlah usai untuk dijalani. Bahwa masih ada tugas kehidupan yang menanti, belumlah tuntas untuk ditunaikan. Tetapi tak dipungkiri, bahwa rasa jenuh, bosan, teruslah bergelayut.

Sementara saya ada istri dan anak-anak, menjadi tanggung jawab yang musti dipenuhi. Ada tugas untuk menafkahi, ada tugas mendidik dan mengantar hingga anak-anak dewasa. Bahwa apapun keputusan diambil, pasti akan berdampak pada mereka. 

Semampunya saya berupaya, karena ayah adalah qowwam. Tugas keayahan adalah tugas mulia, segala tantangan tak lebih untuk mengokohkan kesabaran.  

"Lu, mah enak, sudah nggak ngontrak, nggak punya cicilan, dsb...."

"Lu, enak. Gue nih, musti nanggung beban keluarga, dsb..."

Kalimat teman atau kerabat seperti di atas, kerap terdengar saat sedang curhat. Seolah mengadu nasib, ujungnya membuat rasa kesal mengemuka. Hikmah pernikahan saya petik, bahwa pasangan adalah tempat curhat yang tepat -- setelah Alloh SWT tentunya. Dijamin tak bakal bocor rahasia, dijamin saling melengkapi dan menguatkan. 

Masalah setiap orang tidak bisa diperbandingkan, tidak bisa diadu-adukan. Tantangan setiap orang, tidak bisa dipersandingkan. Kehidupan memberi gejolak ujian, sesuai porsi manusia itu sendiri. Saya sangat yakin, setiap orang hidup dengan pergulatannya masing-masing.

-----

Belakangan di youtube, saya menyimak beberapa kajian Angelina Sondakh. Nama yang mungkin, bagi sebagian Kompasianer's tidak asing. Jalan hijrah yang diambil, telah mengubah cara berpikir dan mengambil keputusan.

Ibu satu anak ini, pernah dinobatkan sebagai Puteri Indonesia tahun 2001. Wajah yang menawan, ditunjang kepintaran akademik mumpuni. Membuatnya, kerap wira-wiri di layar kaca kala itu. Pernah menjadi presenter acara bincang-bincang, kerap diundang sebagai narsum atau bintang tamu. 

Menikah dengan (alm) Adjie Masaid, Aktor ternama yang anggota parlemen. Sekitar 3 tahun usia pernikahan, sang suami meninggal dunia.  Perjalanan hidup perempuan yang biasa disapa Anggi ini, bak roller coaster. 

Saat menjadi anggota DPR RI (2009-2014), terjerat kasus korupsi dan suap proyek Hambalang. Putusan hakim menyatakan, Anggie harus menjalani hukuman penjara. Baru dinyatakan bebas, setelah menjalani hukuman selama 10 tahun.

Pergulatan batin di balik jeruji besi, mengantarkan Anggie seperti sekarang. Memperdalam agama Islam, meluangkan waktu bersama anak semata wayang. Angelina Sondakh kini sering mengisi kajian, baik online maupun offline.

Ada satu materi, yang lumayan menyentuh batin ini. Saya terinspirasi, mempengaruhi cara berpikir, bersikap dan bereaksi. Bahwa setiap kita, sudah seharusnya memperbanyak syukur dan mengurangi keluh.

Tak Ada Perjalanan Hidup yang Tak Menarik

sumber gambar ; kompas.com
sumber gambar ; kompas.com

Menyimak satu materi kajian, mengisahkan kehidupan di penjara yang dialami Anggie. Selain sarat pelajaran, juga menarik untuk direnungkan. Bertubi-tubinya permasalahan dihadapi, naik turunnya emosi, cara mengusir kebosanan yang sangat. Semua dijalani Anggie dengan telaten, dan akhirnya mengantarkan pada keberserahan.

Rutinitas pagi di penjara, disambung sholat duha dan khatam Qur'an. Mengaji dan mendalami artinya, sehingga hati tergetar mendengar ayat suci dilantunkan. Tentu bukanlah perjalanan batin yang mudah, dan tidak bisa hanya dilalui sebentar.

Mengingat Angelina Sondakh, adalah seorang mualaf. Yang masuk islam, karena pernikahannya dengan Adji massaid. Namun sepeninggal almarhum, keislamannya semakin diperdalam. Di saat-saat perjalanan hidup terpuruk, sedang berada di fase penuh tantangan.

-------

dokpri
dokpri

Saya pribadi, pun teman-teman Kompasianer's. Pasti tak lepas, dari batu ujian kehidupan. Masing-masing digariskan jalan takdir, untuk dijalani dengan sebaik-baiknya. Tak ada takdir, yang tak berujung baik. Ibarat tak ada yang sia-sia, semua hal yang dihadirkan di alam maya. Pasti ada manfaatnya, pasti ada kebaikan dibaliknya.

Mari kita jalani, ya senangnya ya sedihnya. Lapangnya pun sempitnya, masa kayanya atau episode miskinnya. Berjaya yang berganti jatuhnya, dan seterusnya dan seterusnya. Semua kejadian yang dialami setiap orang, sudah menjadi satu paket tak terpisahkan. Kita musti terus belajar, mengambil hikmah dari setiap keadaan dan kejadian.

Tapi percayalah, setelah lepas dari keterpurukan dengan selamat. Nantinya ketika kepahitan dikisah ulang, kan menjadi cerita yang menarik. Perjalanan yang mengantar pelakunya, menjadi pribadi lebih bijak. Perjalanan yang mendekatkan pelakunya, kepada sikap dewasa dan rendah hati.

Selama setiap orang, menjalani tahapan dihadapi dengan baik. Niscaya, tak ada perjalanan hidup yang tak menarik. 

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun