Bulan Ramadan bagi saya, bulan yang sangat strategis untuk membaca quran. Semangat mengaji terasa berlipat-lipat, sangat mendukung untuk menepati target khataman quran.
Atmosfir bulan suci memang berbeda, bisa memacu diri berlomba-lomba dalam kebaikan. Tak ayal kerap saya dapati, orang membaca quran di berbagai tempat dan suasana.
Coba kompasianer's perhatikan, kalau sedang berada di ruang publik. Saya kerap kali dapati, orang membaca quran di halte bus. Kemudian sambil menunggu jadwal kereta, duduk di kursi peron ada orang membaca quran. Pun di perjalanan di MRT, terdengar sayup lantunan Quran.
Apalagi di masjid, orang tak lekas beranjak setelah sholat lima waktu. Sambil menahan lapar dahaga, kitab suci ada di tangan dan dibaca.
Konon di sepanjang bulan suci, pahala kebaikan dilipat ganda. Bagi orang-orang bertakwa, tentu tak ingin disia-sia. Mereguk nikmat Ramadan, untuk kebaikan diri sendiri.
Semoga Kompasianer's, termasuk orang-orang yang beruntung. Aamiin ya Rabb.
Bulan Ramadan Bulannya Memperbanyak Bacaan Al Quran
Seingat saya, di Ramadan awal merantau di Jakarta, saya sudah mulai menarget khatam quran. Mula-mula saya belum paham, metode praktis khatam quran. Saya membaca ya membaca saja, yang penting tercapai satu juz dalam sehari.
Quran kecil saya simpan di saku, dibawa kemana-amana agar sewaktu-waktu saya bisa menderas. Terutama setelah duhur dan ashar, dua waktu lumayan panjang jeda ke sholat berikutnya. Tapi saya merasa kurang efektif, seperti dikejar kejar target dan tidak bisa santai.
Ya, waktu membaca terpaku di dua jeda itu (duhur dan ashar). Sementara setelah subuh, maghrib dan Isya, bacaan quran saya relatif tidak banyak.