Semoga keberkahan sedekah bisa direguk, sehingga embukakan kesempatan baik yang tak diduga.
Setiap Orang bisa Tampil dengan Versi Sedekahnya Sendiri
Tahun 2020, saya pernah menggawangi komunitas di Tangsel. Tak lama dari awal tahun, ada pengumuman virus covid 19. Kita semua tentu masih ingat dan merasakan, betapa mencekam suasana saat angka covid meninggi.
Nyaris saban hari, terdengar berita duka di medsos atau dari pengeras suara masjid. Tak kenal tua muda, besar kecil, sewaktu-waktu namanya akan diumumkan di kabar duka. Kalau terkena sakit, timbul perasaan kawatir yang besar.
Sebagian besar kegiatan offline ditiadakan, kehidupan keseharian sangat terdampak. Kota Tangsel seperti kota mati, jalanan sepi dan jalanan kampung diportal. Duh, rasanya sedih, takut, tapi tidak bisa berbuat banyak.
Banyak usaha yang gulung tikar, bahkan supermarket besar dan ternama tak sanggup bertahan. Alhasil banyak karyawan di PHK, ribuan orang tak berpenghasilan. Saya yang pekerja mandiri (freelance), penuh effort memenuhi kebutuhan.
Kami pengurus komunitas, berinisiatif memberi sumbangsih tak seberapa. Melakukan upaya nyata skala kecil, menjangkau orang di sekitar lingkungan. Kemudian terpantik ide, berbagi nasi bungkus di hari jumat berkah.
Mula-mula saya menang kuis, hadiahnya ewallet menjadi modal kegiatan berbagi. Uang senilai seratus ribu itu, dibelikan nasi uduk dan dibagi-bagikan di jalanan. Foto foto kegiatan itu dibagikan di medsos komunitas, membuka kesempatan berdonasi.
Kami pengurus komunitas sangat menyadari, di masa pandemi kita semua sedang kesusahan. Maka donasi seadanya diterima, dibelanjakan nasi bungkus sedapatnya. Untuk menyiasati dan menghemat dana, istri membantu memasak untuk dibagikan.
Masuk bulan Ramadan, kami ingin memanfaatkan momentum bulan berkah. Meskipun sholat jumat dan taraweh di masjid ditiadakan, Ramadan tetaplah istimewa. Saya mencari cara, agar kegiatan berbagi tetap berjalan.