Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Setiap Orang Bisa Bersedekah dengan Versi Terbaiknya

18 Maret 2024   12:31 Diperbarui: 18 Maret 2024   12:31 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasianer's, semangat berpuasa sebulan penuh ya.

Ramadan adalah bulan penuh berkah, bertabur pahala dipenuh sesaki kebaikan-kebaikan tak terhingga. Dan kebebasan ada pada diri sendiri, mau mengabaikan atau mengambil berkah bulan suci. Toh, setiap orang akan mendapati yang dikerjakan.

Ramadan bulan obral pahala, bulan berlomba-lomba bersedekah yang terbaik. Konon Rasulullah SAW, adalah orang yang sangat-sangat dermawan di bulan puasa. Saking dermawannya, sedekah Beliau diibaratkan seperti angin yang berhembus.

Banyak riwayat mengisahkan, diantaranya suatu hari Rasulullah dimintai bantuan. Pada saat bersamaan, sedang tidak ada uang dimilki. Maka kanjeng Nabi merekomendasikan orang tersebut, datang ke sahabat ini dan itu.

Kisah mahsyur penuh teladan, bisa menjadi pelajaran hingga umat akhir jaman. Betapa banyak cara bersedekah, ditempuh sesuai kemampuan diri. Bahwa diri kita ibarat aset, sangat bisa digunakan menebarkan kemanfaatan bagi orang banyak.

Kalau sedang berkelebihan rejeki, bisa bersedekah dengan uang yang dimiliki. Pun saat di kondisi kesempitan, tetap bisa bersedekah. Yaitu dengan kebisaan yang dimiliki, melalui pertemanan atau networking yang dijalin selama ini.

-----

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Sebagian orang mengidentikan, sedekah hanya dengan harta benda atau uang. Pandangan yang tidak sepenuhnya benar, menurut saya sebaiknya dikoreksi. Karena tidak semua orang, memiliki keberuntungan soal kepemilikan harta benda (termasuk uang).

Teladan Baginda Nabi bisa dijadikan pegangan, sedekah tidak harus menunggu berpunya. Sedekah bisa dilakukan siapapun, sebisanya semampunya. Dengan tenaga, dengan waktu, dengan networking, dengan pikiran atau keahlian dimiliki. 

Semoga keberkahan sedekah bisa direguk, sehingga embukakan kesempatan baik yang tak diduga.

Setiap Orang bisa Tampil dengan Versi Sedekahnya Sendiri

dokpri
dokpri

Tahun 2020, saya pernah menggawangi komunitas di Tangsel. Tak lama dari awal tahun, ada pengumuman virus covid 19. Kita semua tentu masih ingat dan merasakan, betapa mencekam suasana saat angka covid meninggi.

Nyaris saban hari, terdengar berita duka di medsos atau dari pengeras suara masjid. Tak kenal tua muda, besar kecil, sewaktu-waktu namanya akan diumumkan di kabar duka. Kalau terkena sakit, timbul perasaan kawatir yang besar.

Sebagian besar kegiatan offline ditiadakan, kehidupan keseharian sangat terdampak. Kota Tangsel seperti kota mati, jalanan sepi dan jalanan kampung diportal. Duh, rasanya sedih, takut, tapi tidak bisa berbuat banyak.

Banyak usaha yang gulung tikar, bahkan supermarket besar dan ternama tak sanggup bertahan. Alhasil banyak karyawan di PHK, ribuan orang tak berpenghasilan. Saya yang pekerja mandiri (freelance), penuh effort memenuhi kebutuhan.

Kami pengurus komunitas, berinisiatif memberi sumbangsih tak seberapa. Melakukan upaya nyata skala kecil, menjangkau orang di sekitar lingkungan. Kemudian terpantik ide, berbagi nasi bungkus di hari jumat berkah.

Mula-mula saya menang kuis, hadiahnya ewallet menjadi modal kegiatan berbagi. Uang senilai seratus ribu itu, dibelikan nasi uduk dan dibagi-bagikan di jalanan. Foto foto kegiatan itu dibagikan di medsos komunitas, membuka kesempatan berdonasi.

Kami pengurus komunitas sangat menyadari, di masa pandemi kita semua sedang kesusahan. Maka donasi seadanya diterima, dibelanjakan nasi bungkus sedapatnya. Untuk menyiasati dan menghemat dana, istri membantu memasak untuk dibagikan.

Masuk bulan Ramadan, kami ingin memanfaatkan momentum bulan berkah. Meskipun sholat jumat dan taraweh di masjid ditiadakan, Ramadan tetaplah istimewa. Saya mencari cara, agar kegiatan berbagi tetap berjalan.

dokpri
dokpri

Saya menawarkan pada beberapa kenalan, yang bekerja di perusahaan makanan. Saya berharap, support berbagi takjil di bulan Ramadan. Alhamdulillah, proposal sederhana itu diapproval. Seminggu sekali selama Ramadan, empat kardus besar berisi makanan dikirimkan.

Kemudian ada kejadian tak terduga, di medsos ada giveaway berhadiah paket berbuka. Saya ikut menjadi peserta, mengusulkan pondok pesantren yatim sebagai penerima paket berbuka. Lagi-lagi keajaiban terjadi, 80 paket berbuka dikirim ke pesantren saya rekomendasikan.

Tentang keberkahan sedekah, menurut saya adalah akibat dari perbuatan baik. Selama sedekah tersebut, menggunakan harta didapatkan di jalan baik (tidak korupsi), dengan cara yang baik daengan keringat yang baik  (tidak menipu, tidak berjudi).  Saya sangat meyakini, niscaya keberkahan akan mengikuti sedekah yang dilakukan.

Dan hanya sedekah yang berkah, akan membawa pelakunya mendapatkan guyuran keberkahan juga. Hidupnya akan lebih tenang dan bahagia, sepenuhnua yakin pertolongan Alloh SWT pasti tiba.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun