Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Hangat, Gayeng, dan Melow di Peluncuran Dua Novel Karya Yon Bayu

5 November 2023   16:04 Diperbarui: 5 November 2023   20:33 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Isson Khairul, Jurnalis dan Kompasianer senior, melihat ada tiga benang merah di novel Prasa : Operasi Tanpa Nama. Yaitu tentang kejahatan kemanusiaan, perjuangan seorang anak perempuan mencari jati diri, dan esensi setiap orang dilahirkan baik, ketika seseorang menjadi jahat maka ada faktor dari luar sebagai penyebabnya.

Kemudian Isson menambahkan, bahwa novel ini terlalu banyak fakta layaknya laporan jurnalistik. Dan sebagai jurnalis yang puluhan tahun di majalah perempuan, Isson merasa kurang menonjol sisi perempuan Prasa di novel ini.

-------

Sungguh, saya terkesan dengan acara peluncuran novel yang diterbitkan Teras Budaya ini. Secara keseluruhan berjalan lancar, hangat, dan gayeng. Pembawaan Om Yon yang nyantai, tak urung melontarkan celetukan- celetukan yang membuat gerrr.

dokpri
dokpri

Yang unik adalah pembacaan nukilan, yang dibawakan Retno Budiningsih untuk Novel KELIR. Kemudian di sesi novel PRASA : Operasi Tanpa Nama, nukilan dibawakan oleh Devie Matahari. Keduanya sangat keren, membaca nukilan dengan tehnik dan ritme membaca yang luar biasa. Btw, saya jadi ingat Neno Warisman, saat membaca puisi.

Sebagai moderator, Nuyang  Jaime sangat pintar, menghidupkan suasana dengan cara berkelit yang segar dan membuat tersenyum. Misalnya ketika menyebut narsum Sunu, dengan embel embel title Profesor. Kemudian diluruskan empunya nama, si moderator keukeuh, bahwa baginya Sunu tetaplah Profesor.

Dan kerap typo menyebut nama Yon Bayu Wahyono, dengan Yon Wahyu dan atau nama lain yang sekilas sama---hehehe. Tak kalah keren, adalah MC, Nanang R. Supriyatin, yang memungkinkan setiap susunan acara berjalan sesuai jadwal.

Selanjutnya, Om Yon berharap novelnya dapat memperkaya khazanah kesusastraan dan memancing diskusi- diskusi bernas tanpa dihinggapi prasangka dan keberpihakan yang berlebihan pada hal-hal di luar sastra.

dokpri
dokpri

Di penghujung acara, jiwa keayahan saya menyeruak dan tersentuh. Ketika Om Yon, mendedikasikan novelnya untuk dua putri beliau, yang sudah beranjak dewasa. Membayangkan, betapa bangganya dua putri di depan memiliki ayah --- Om Yon-- yang sangat menyayangi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun