Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Santri Inisiator Gerakan Pesantren Sehat dengan Program PHBS dan Cerita Santri

27 Agustus 2023   08:52 Diperbarui: 27 Agustus 2023   08:57 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar; kompas.id

Adalah Muhammad Afifi Romadhoni, pemuda kelahiran Muara Enim, Sumatera Selatan, tahun 1992. Santri yang kemudian kuliah dan lulus fakultas Kedokteran Universitas Jambi. Anak muda ini, inisiator Gerakan Pesantren Sehat (GPS) dengan programnya PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan CS (Cerita santri).

Saya ayah dengan anak yang nyantri di Pondok, sedikit banyak tahu kehidupan keseharian santri. Tidur sekamar berempat, bahkan di beberapa Pondok tradisional bisa lebih. Kemudian kebiasaan berbagi shampo, sabun mandi/ cuci, odol, (tak jarang pinjam) handuk.

Dulu, saya pernah beberapa bulan di Pesantren di daerah terpencil di Jawa Timur. Santri masak sendiri, dan makan secara kolektif. Masak dengan kayu bakar, bahan pangan (biasanya sayur) juga mencari di hutan. Masak di dapur pesantren, dan patungan membeli minyak dan bumbu.

Nasi putih dengan lauk seadanya, ditampung di loyang untuk makan berempat kadang lebih. Di depan kamar berjajar jemuran, handuk-handuk setengah basah membuat ruangan menjadi lembab. Kami tidur berhimpitan, di lantai tanpa alas.

Hidup di pesantren adalah hidup komunal, yang menjadikan pemuda akrab disapa Afif khatam keseharian santri. Sampai ada guyon di kalangan anak pondok, kalau belum panuan belum sah menjadi santri. Masih menurut Afif, penyakit kulit dan demam sudah biasa banget bagi para santri.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

------

Setelah mondok Afif memasuki dunia kuliah pada tahun 2010, selain ngampus magang sebagai dokter muda di Muaro Jambi. Di tempat magang inilah, Afif menemukan 10 santri terkena penyakit cacar. Dan ditambah pengalaman hidup di pesantren, sehingga terbetik ide "Gerakan Pesantren Sehat (GPS) pada Mei 2017.

Gerakan yang mengajak santri, untuk lebih memperhatikan kesehatan dan kebersihan badan dan lingkungan. Sebagai gerakan non profit, Afif dan teman-temannya mengadakan penyuluhan kesehatan kepada para santri di Jambi. Mereka notabene rentan masalah kesehatan fisik dan mental, karena hidup berkelompok jauh dari orangtua.

Program utama GPS adalah Sharing Class, yaitu pemberian materi terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kesehatan reproduksi, dan kesehatan mental. Selain itu ada Doktren atau Dokter Pesantren, melatih santri menjadi agen kesehatan, kemudian program Cerita Santri, sebuah program untuk meningkatkan kesadaran kesehatan mental, perundungan, dan pelecehan.

Masih ada lagi program Patok (kampanye anti-asap rokok), Book4Santri (donasi buku bekas), serta Kasih Sayang, mengajak santri rajin mencuci mukena, sarung, dan sajadah. Btw, soal cuci mencuci memang musti lebih diperhatikan---saya mengalami, baju putih milik anak yang berubah warna.

Tercatat telah bergabung 73 sukarelawan di GPS, sukarelawan dengan latar yang cukup beragam. Beberapa diantaranya, ada yang dokter, polwan, guru, dan lain sebagainya. Tercatat enam ponpes menjadi binaan GPS, mengedukasi sekitar 1500 santri.

GPS juga mengembangkan sasaran, yaitu ke panti lansia dengan program A Day with Lansia. Masalah jamak di panti lansia adalah kesehatan, disebabkan menurunnya fungsi organ tubuh. Pada 2020- 2021  bergerak menyalurkan sembako, kepada keluarga-keluarga di Jambi yang terdampak Covid-19.

Santri Inisiator Gerakan Pesantren Sehat dengan Prgoram PHBS Cerita Santri 

Afif- dok kompas.id
Afif- dok kompas.id

Mencuci tangan sebenarnya bukan hal sulit, tetapi kalau tidak dibiasakan tidak bakalan dilakukan. Santri tidak terbiasa mencuci tengan, kecuali hendak makan. Padahal ada beberapa kondisi, sebaiknya kita mencuci tangan. Maka perlu dilakukan penyuluhan rutin, tentang  kesadaran menjaga kebersihan.  

Afif menemukan pemahaman PHBS para santri meningkat, score 3 saat pre-test  meningkat score 8 atau 9 di post test. Pengelola pesantren dan santri semakin antusias dengan program GPS, beberapa kegiatan pesantren menyelipkan kegiatan PHBS. Misalnya perlombaan kamar asrama terbersih, yang memacu anggota setiap kamar berusaha maksimal.

Untuk mengukur efektifitas GPS, Afif berencana melakukan evaluasi pada enam pondok pesantren bianaan. Guna menentukan langkah ke depan, termasuk kriteria pesantren yang membutuhkan bantuan. Sehingga GPS menjadi tepat sasaran, kepada ponpes yang dikelola tradisional dan memang membutuhkan pendampingan.

"Aku pribadi berharap orang-orang juga tergerak melakukan kegiatan sosial serupa di daerah masing-masing. Tentu saja kepedulian itu tidak harus terbatas ke pesantren juga," tutup Afif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun