Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Memang Paling Bener Nggak Usah Neko-Neko

5 Agustus 2023   16:46 Diperbarui: 5 Agustus 2023   16:46 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar; cahayanabawi.com

"Salah satu manusia yang susah dinasehati ya yang kecanduan kaya gini (Judi Slot), susah obatnya" twitt @kegblgn***aedh

Awal akhir pekan, ramai di time line twitter saya. Satu akun besar (follower jutaan), membahas tangkapan layar sender (netizen yang curhat). Menyoal masalah rumah tangga, yang berujung pada perceraian.

 Saya sebenarnya tidak terlalu care dan tidak turut membahas, toh secara pribadi tidak kenal dan bukan siapa-siapa dengan sender.  Tapi karena banyak akun me-reply, alhasil cuitan tersebut berkali-kali muncul di beranda.  

Beberapa kali tangkapan layar terbaca, membuat sedikit tahu meski tak tertarik nimbrung. Saya tetap tidak me-reply, tidak ingin turut sumbang saran. Kecuali terpantik naluri blogger, menuliskan di Kompasiana. Sehingga menjadi jejak digital, menjadi bahan ajar dan sarana introspeksi diri sendiri.

Sebagai orang (bisa dibilang) cukup lama berumah tangga, bisa merasakan uniknya membangun relasi dengan pasangan. Menjaga hubungan suami istri, memang membutuhkan seni sekaligus ilmunya. Sangat dibutuhkan ketelatenan, kesabaran, terus belajar mengelola ego diri.

Bahwa suami istri tetaplah dua pribadi berbeda, berasal dari latar belakang yang tidak sama. Suami istri tumbuh dibesarkan dari dua keluarga berbeda, sehingga punya kebiasaan dan lingkungan berbeda juga.

Maka kesadaran sepenuh hati, sangat dibutuhkan sepasang suami istri. Agar rumah tangganya berjalan langgeng, bekerjasama melewati segala tantangan. Apalagi kalau sudah ada buah hati, anak-anak membutuhkan figure dari keduanya.

Suami istri tidak bisa semata-mata, memikirkan kepentingan keduanya saja. Tetapi musti berpikir lebih jauh ke depan, yaitu demi perkembangan anak-anaknya. Karena anak-anak akan meneladani, dari apa yang dilihat dan dilakukan ayah dan ibunya.

--------

Sebagai suami, sebagai kepala rumah tangga, sudut pandang tulisan ini dari pihak laki-laki. Sangat mungkin ada sisi subyektif-nya, tetapi didasarkan pada pengetahuan saya dapati. Semoga bisa menjadi koreksi, sekaligus motivasi untuk terus belajar.

Bahwa laki-laki diamanahi, tugas sebagai pemimpin rumah tangga. Sudah kodratnya, lelaki (seharusnya) menjadi nahkoda rumah tangga. Peran yang tidaklah mudah, pun setara dengan peran istri dan atau anak-anak juga sama tidak mudahnya.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Masing-masing peran memiliki tantangan sendiri-sendiri, tidak bisa disamaratakan. Tetapi justru ketidakmudahan, seharusnya memacu semangat belajar dan tak henti. Karena pada dasarnya manusia, makhluk papa tiada berpunya.

Dan harga diri lelaki niscaya kan terjaga, pada tegaknya peran sebagai kepala keluarga.  Tetapi kalau lelaki mengabaikan peran itu, sangat mungkin jatuh marwahnya. Jiwa kepemimpinan (atau qowwamah) seketika runtuh, kalau dirinya menelantarkan istri dan anak-anak.

Memang Paling Bener Nggak Usah Neko- Neko

tangkapan layar- dokpri
tangkapan layar- dokpri

Kembali ke cuitan di time line twitter.

Mengisahkan suami kecanduan judi slot, hingga menjual harta benda keluarga dimiliki. Surat-surat penting digadai, demi memenuhi kebiasaan (si suami) berjudi. Bagai gelap mata, suami mencari segala cara mendapatkan uang untuk berjudi. Yaitu terjerat pinjaman online (pinjol), parahnya memakai nama istri sebagai penjamin.

Istri yang tidak tahu menahu, dibuat terkaget-kaget mendapati tagihan sampai padanya. Sebagai istri sudah tidak dinafkahi dengan semestinya, justru mendapat beban membayar utang. Tidak berhenti sampai di situ, surat-surat penting atas nama mertua (orangtua dari pihak istri) juga digadaikan.

Kejadian serupa tidak sekali dua kali, terjadi berulang-ulang dan terus. Rupanya kejatuhan sebelumnya tidak menjadi pelajaran, justru membuat semakin menjadi-jadi. Sikap kecanduan judi itulah, mengantarkan nasib pernikahan di ujung tanduk.

Masih dicuitan yang sama, tampak tangkapan layar surat gugatan cerai. Rupanya tabiat suami susah diselamatkan, satu per satu kepahitan tak bisa dihindari. Pilihan paling akhir adalah bercerai, setelah segala cara diupayakan tak menampakkan hasil.

-----

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Bahwa menikah (berumah tangga) adalah syariat ditetapkan agama, dipayungi oleh negara untuk formal legalitasnya. Hubungan suami istri telah syah, diikat secara agama maupun negara. Sependek saya pelajari dan yakini, namanya syariat pasti kan membawa manfaat bagi pelakunya.

Benar jobdesk setiap anggota keluarga, sudah ditentukan secara syariat. Maka jalani sebaik-baiknya, janganlah dipungkiri. Ayah sebagai penjemput rejeki, ibu penjaga harta dan pendidik dan anak kan meneruskan tongkat estafet itu. Masing masing tugas melengkapi, sehingga anggota keluarga terjaga peran dan fungsinya. Semua tugas dan kewajiban berjalan seiring, demi kebaikan di masa mendatang.

Ya, menjalani tugas dan fungsi di keluarga, ibaratkan perjalanan fitrah kehidupan. Pasti banyak liku dan tantangan, tapi tugas manusia adalah menjalaninya. Konsistensinya terus diuji, maka manusia wajib mengilmui diri. Terus belajar meng-upgrade diri, agar benteng di dalam diri semakin kokoh.

Belajar dari cuitan suami yang kecanduan judi slot, ada yang terbersit di pikiran saya. Bahwa yang paling bener, adalah nggak usah neko-neko. Menjadi suami yang bener, menjadi istri yang bener, menjadi anak yang bener, itu sudah lebih dari cukup.

Kalau neko-neko, ujungnya yang ribet, yang rugi, yang pahit adalah diri sendiri. Hidupnya berantakan, karena peran dan fungsi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dan kalau tidak segera recovery, maka rugi dunia akhirat akan diterima.

Memang paling bener nggak usah neko-neko- Semoga bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun