Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memproses Diri dan Mengikat Ilmu

16 Mei 2023   08:35 Diperbarui: 16 Mei 2023   08:48 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikian halnya dengan menulis.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Memproses Diri dan Mengikat Ilmu

Takdir manusia adalah keterbatasan,  salah satunya dalam hal mengingat. Bahwa memori dimiliki dengan kapasitasnya tertentu, sangat mungkin akan kesulitan mengingat satu hal. Terhadap hal kecil terkesan sepele, tidak jarang diabaikan padahal penting. Saya dibuat kesulitan mengingat nama, terutama pada teman masa lalu yang sudah lama tak bersua. Istri kadang kelupaan pada satu kejadian, padahal dia yang mengalami sendiri. 

Mungkin Kompasianer, juga sering lupa untuk hal-hal tertentu?

Hal demikian mengingatkan saya pada pepatah bijak, "ujung pena lebih tajam dari ingatan". Ya, sepintar apapun manusia tetaplah memiliki keterbatasan, daya ingatnya memiliki masa. Biasanya sih, kemampuan mengingat akan menurun seiring bertambahnya usia.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Menulis bisa menjadi solusi, untuk mengikat ilmu dan mematri ingatan agar selalu tersegarkan. Ilmu yang dituliskan, ibarat mengukir di batu prasasti. Sejalan dengan wasiat Ali bin Abi Thalib, "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya". Kompasianer's dengan kebisaan menulis, kini telah difasilitasi platform online terkemuka sekelas Kompasiana. Maka jangan sia-siakan hal ini, mari kita gunakan sebaik-baiknya. Terus menuliskan hal-hal baik, untuk menebarkan inspirasi dan kemanfaatan.

Setiap kita diciptakan unik, memiliki pengetahuan dan minat yang berbeda. Sehingga punya sudut pandang, yang tidak bisa disamakan satu dengan yang lain. Persoalan mengolah kosa kata, atau penggalan kalimat dan diksi, itu soal teknis kepenulisan saja. Semua bisa dipelajari dan bisa diolah, seiring berjalanannya waktu. 

Selama kita bersedia berproses, selama kita menjaga konsistensi dalam menulis. Kita akan bisa merasakan, kata atau kalimat yang enak dibenak. Karena semakin sering menulis, maka akan terasah kepekaan mengolah aksara. Ibarat seorang samurai yang menguasai ilmu pedang, seiring latihan panjang yang terus dilakukan. 

Mari Kompasianer, memroses diri dan mengikat indahnya ilmu. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun