Toh, malam kami sudah sampai rumah.
Merekatkan Persaudaraan Melalui Kondangan
Satu dua hari menjelang hari H, WA group keluarga mulai riuh. Mengabarkan keberangkatan saudara dari kampung, dengan naik kereta atau bus. Foto-foto dibagikan di group, menunjukkan sudah sampai di ibukota dan lanjut ke kota tujuan.
Ada saudara sekandung, menyatakan absen karena ada kondangan lain. Ya, sehari setelah Sukabumi, ada keponakan yang menikah di Purwodadi Jawa Timur. Dua kota berjauhan, membuat keluarga membagi tugas. Agar dua acara berjalan sukses, dan masing-masing mendapat perhatian mencukupi.
------
Gedung Wanita di Kota Sukabumi, minggu siang itu terasa penuh. Dari Stasiun, saya dan istri naik ojol mobil. Terpaksa berhenti seberang jalan, demi tidak terjebak macet. Di pelataran gedung, tampak dipenuhi kendaraan roda empat sedang parkir.
Masuk di lokasi, seketika disambut kakak tua yang datang dari Surabaya. Keponakan menjadi penerima tamu, kami isi buku tamu dan dipersilakan masuk. Sungguh, saya tak meyangka wajah wajah dikenal berseliweran. Bersua dengan begitu banyak saudara, terutama yang tinggal di seputaran Jabodetabek.
Lama kami tak bertemu kerabat, karena alasan klasik -- yaitu kesibukan. Meski ada satu dua hal, membuat rasa enggan itu hinggap. Kami keluarga besar, bertemu dari garis ibu dan (alm) ayah saya. Meski saling mengenal, tetapi tidak kerap berinteraksi sehingga kurang dekat.
Tetapi dengan bertemu dan datang ke kondangan, rasa yang menghalangi itu memudar. Bisa jadi tidak otomatis berakrab ria, karena sedari kecil perasaan kurang dekat tertanam. Namun tidak bisa dekat, bukan berarti musti menjauh atau apalagi bermusuhan.
Saya yang mendekati usia setengah abad, banyak liku liku telah dialami. Seketika mencoba bersikap, mana yang musti ditanggapi dan mana yang diabaikan. Hadir di Kondangan saudara, sungguh sebuah keputusan yang tepat. Betapa merekatkan persaudaraan, ternyata bisa melalui kondangan.
Semoga bermanfaat.