Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Waspada dan Bijak Berinternet demi Meminimalisir Kebocoran Data

23 Agustus 2022   14:38 Diperbarui: 23 Agustus 2022   16:20 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pepatah "ibarat semakin tinggi pohon semakin kencang angin bertiup", rasanya sangat related dengan kenyataan keseharian kehidupan. Demikian hukum alam berlaku, bahwa semakin berkualitas (seseorang) akan semakin diuji pihak yang penasaran. Banyak yang ingin menjatuhkan, dengan segala cara untuk mereguk keuntungan pribadi.

Hal demikian berlaku di semua bidang, karena kualitas perlu diuji dan dibuktikan. Sesiapa yang mengemuka, niscaya akan mendapatkan perhatian lebih. Menuai banyak reaksi pihak lain, entah tanggapan pro maupun kontra.

Kalau yang setuju sih, oke-oke saja. Nah, menghadapi pihak yang kontra ini, menuntut kita menampilkan skill yang mumpuni.

-----

Kompasianer's, pasti familiar nama IndiHome.

Jaringan internet dengan signal kuat, yang sanggup menjangkau hingga daerah-daerah di pelosok negeri. Saya merasakan manfaatnya, ketika berinteraksi dengan teman/kerabat yang berdomisili (bahkan) di perbatasan negara. Provider kenamaan ini, belakangan diterpa angin kencang. 

Berhembus kabar burung, tentang dugaan kebocoran data histori browsing pelanggan. Data yang seharusnya rahasia, dikabarkan telah beredar di media sosial. Secara pribadi, saya tidak serta merta memercayai kabar tersebar. Mengingat perusahaan besar, tentu menerapkan sistem pengamanan yang super ketat. Apalagi terkait data pelanggan, yang notabene menjadi aset tak ternilai dari perusahaan.

Maka saya turut lega membaca berita, Ahmad Reza, selaku Senior Vice President Corporate Communication and Investor Relation, Telkom, menyangkal dan menyatakan kabar tersebut hoax. Selanjutnya Ahmad Reza, menegaskan bahwa kabar dugaan bocornya data-data tersebut tidak valid. Setelahnya dilakukan pemeriksaan atas data-data tersebut.

"Kami dari pagi sudah dan terus melakukan pengecekan dan investigasi mengenai keabsahan data-data tersebut. Temuan awal data itu hoaks dan tidak valid," mengutip penjelasan Reza di portal tepercaya.

Sementara dari penyelidikan awal dinyatakan, tidak ada riwayat memberikan email untuk pelanggan. Karena domain alamat perusahaan memakai domain identitas perusahaan (@telkom.co.id). Setelah ditelusuri terhadap (sekitar) 100.000 sampling, terdapat ketidakcocokan data nomor induk kependudukan (NIK).

Masih menurut Reza, bahwa di internal dipastikan kesulitan mengakses data pelanggan. Mengingat ada enkripsi dan firewall berlapis. Ada yang janggal dari klaim peretas, mengaku telah mengantongi 26 juta histori browsing. Sementara jumlah pelanggan provider tersebut adalah 8 juta, sangat mungkin data-data histori browsing, diretas karena mengakses situs-situs terlarang.

"Sebaiknya memang kita semua bijak menggunakan akses internet dan waspada terhadap situs-situs terlarang karena bisa saja mengandung malware," kata Reza.

sumber gambar kompas.com
sumber gambar kompas.com

Kementerian Komunikasi dan Informatika, turut menanggapi kejadian serius ini, menyatakan sedang mendalami dugaan kebocoran data pelanggan. Kementerian segera memanggil manajemen Telkom, guna dimintai keterangan lebih mendalam soal kejadian ini.

Samuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kominfo, menyampaikan, bahwa Kementerian Kominfo akan segera mengeluarkan rekomendasi teknis untuk peningkatan pelaksanaan pelindungan data pribadi pelanggan, dan di saat bersamaan sedang berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

------

Kita sedang memasuki era digital teknologi, kebutuhan internet dikategorikan sebagai kebutuhan pokok. Nyaris segala urusan keseharian, difasilitasi dan tidak bisa lepas dari jaringan internet. Mulai dari belanja, mencari hiburan, main game, berjualan, bekerja kantoran, dan membayar listrik, pajak motor, membeli tiket kereta dan aneka aktivitas lainya. Demi kelancaran semua kegiatan tersebut, kita membutuhkan keterhubungan jaringan Internet.

Internet telah dimanfaatkan lintas usia dan strata sosial, menjadi bagian dari gaya hidup.  Maka kita dituntut bijak berinternet, selalu mengupgrade informasi dan kemampuan/skill.

Agar tidak mudah percaya atau terkecoh, penawaran yang memberi keuntungan besar dan tiba-tiba. Kemudian ujung-ujungnya, diminta mengisi data pribadi termasuk paswood atau pin atau keywood atau apapun yang seharusnya dirahasiakan.

Saya sangat sepakat dan mendukung yang disampaikan Pak Ahmad Reza, bahwa kita musti bijak berinternet dan mewaspadai situs situs terlarang. Karena sangat mungkin, data kita diretas hacker melalui situs tersebut kemudian disebarkan.

So, sekali lagi soal kabar kebocoran data pelanggan IndiHome adalah hoax.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun