Masih menurut Reza, bahwa di internal dipastikan kesulitan mengakses data pelanggan. Mengingat ada enkripsi dan firewall berlapis. Ada yang janggal dari klaim peretas, mengaku telah mengantongi 26 juta histori browsing. Sementara jumlah pelanggan provider tersebut adalah 8 juta, sangat mungkin data-data histori browsing, diretas karena mengakses situs-situs terlarang.
"Sebaiknya memang kita semua bijak menggunakan akses internet dan waspada terhadap situs-situs terlarang karena bisa saja mengandung malware," kata Reza.
Kementerian Komunikasi dan Informatika, turut menanggapi kejadian serius ini, menyatakan sedang mendalami dugaan kebocoran data pelanggan. Kementerian segera memanggil manajemen Telkom, guna dimintai keterangan lebih mendalam soal kejadian ini.
Samuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kominfo, menyampaikan, bahwa Kementerian Kominfo akan segera mengeluarkan rekomendasi teknis untuk peningkatan pelaksanaan pelindungan data pribadi pelanggan, dan di saat bersamaan sedang berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
------
Kita sedang memasuki era digital teknologi, kebutuhan internet dikategorikan sebagai kebutuhan pokok. Nyaris segala urusan keseharian, difasilitasi dan tidak bisa lepas dari jaringan internet. Mulai dari belanja, mencari hiburan, main game, berjualan, bekerja kantoran, dan membayar listrik, pajak motor, membeli tiket kereta dan aneka aktivitas lainya. Demi kelancaran semua kegiatan tersebut, kita membutuhkan keterhubungan jaringan Internet.
Internet telah dimanfaatkan lintas usia dan strata sosial, menjadi bagian dari gaya hidup. Â Maka kita dituntut bijak berinternet, selalu mengupgrade informasi dan kemampuan/skill.
Agar tidak mudah percaya atau terkecoh, penawaran yang memberi keuntungan besar dan tiba-tiba. Kemudian ujung-ujungnya, diminta mengisi data pribadi termasuk paswood atau pin atau keywood atau apapun yang seharusnya dirahasiakan.
Saya sangat sepakat dan mendukung yang disampaikan Pak Ahmad Reza, bahwa kita musti bijak berinternet dan mewaspadai situs situs terlarang. Karena sangat mungkin, data kita diretas hacker melalui situs tersebut kemudian disebarkan.
So, sekali lagi soal kabar kebocoran data pelanggan IndiHome adalah hoax.